Kecerdasan anak terkadang tidak disadari oleh orang tua. Pemberian pola belajar yang tidak sesuai dengan bakat mereka dapat menjadi beban dalam menjalankan pendidikan. Maka dari itu orang tua perlu mengetahui tipe kecerdasan anak mereka agar dapat mengembangkan bakat anak secara maksimal. Pada penelitian ini, metode Simple Additive Weighting (SAW) digunakan untuk membantu menentukan tipe kecerdasan pada anak berdasarkan 8 macam Multiple Intelligences menurut Dr. Howard Gardner yakni : kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika (matematika), kecerdasan visual spasial (imajinasi), kecerdasan musical (musik), kecerdasan kinestik (otak dan tubuh), kecerdasan interpersonal (antara pribadi), kecerdasan intrapersonal (intropeksi) dan kecerdasan naturalis (alami). Hasil dari penelitian ini, nilai akurasi dari 38 siswa yang telah melakukan tes tipe kecerdasan menggunakan metode SAW adalah 92,10%. Penyebab hasil akurasi tidak sampai 100% adalah tidak konsistennya siswa dalam menjawab pertanyaan pada tes manual dan sistem saat melakukan tes.

Children's intelligence is sometimes not realized by parents. Providing learning patterns that are not in accordance with their talents can be a burden in carrying out education. So from that parents need to know the intelligence type of their children so that they can develop children's talents to the fullest. In this study, the method of Simple Additive Weighting (SAW) was used to help determine the type of intelligence in children based on 8 kinds of Multiple Intelligences according to Dr. Howard Gardner namely: linguistic intelligence (language), logical intelligence (mathematics), spatial visual intelligence (imagination), musical intelligence (music), kinestik intelligence (brain and body), interpersonal intelligence (between personal), intrapersonal intelligence (introspection) and naturalist intelligence (natural). The results of this study, the accuracy of the 38 students who had tested the intelligence type using the SAW method was 92.10%. Accuracy results are not up to 100% because of the inconsistency of students in answering questions on manual tests and systems when conducting tests.