Detail Karya Ilmiah
-
Komunikasi Terapeutik Kiai Dengan Pasien Gangguan Jiwa di Pondok Pesantren Al-Bajigur SumenepPenulis : Fadjriyanti Nur FauziyahDosen Pembimbing I : Dr.Bani Eka Dartiningsih,S.Sos.,M.SiDosen Pembimbing II :Abstraksi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik kiai dengan pasien gangguan jiwa di pondok pesantren Al-bajigur sumenep serta untuk mengetahui hambatan komunikasi terapeutik kyai dengan pasien gangguan jiwa di pondok pesantren Al-bajigur Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menggunakan 2 kiai besar pondok pesantren Al-bajigur 5 pengurus pondok pesantren dan 1 pasien yang sudah sembuh. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah komunikasi terapeutik kyai dengan pasien gangguan jiwa di pondok pesantren al-bajigur sumenep. Teknikanalisis data menggunakanreduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dapat memberikan gambaran mengenai komunikasi terapeutik kiai dengan pasien gangguan jiwa di pondok pesantren Al-bajigur Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik di pondok pesantren Al-bajigur terdapat empat fase dan terdapat dua hambatan. Pada fase pra interaksi ditemukan pasien gangguan jiwa di pondok pesantren Al-bajigur disebabkan oleh faktor ekonomi, percintaan, dan kecanduan narkoba, pada fase orientasi kyai akan menenangkan pasien dengan air minum yang sudah dibacakan doa terlebih dahulu baru kemudian akan melakukan komunikasi dengan pasien, fase kerja yaitu terapi islami dan tradisional akan di jalankan seperti mandi kembang, sholat, mengaji, dzikir, terapi menggunakan obat tradisional, menggunakan beberapa jenis hewan untuk terapi penyembuhan, fase terminasi yaitu tahap akhir dari proses penyembuhan tersebut. Kemudian pada saat proses terapi pasien gangguan tersebut dijalankan terdapat 2 hambatan yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal. Kata Kunci :Komuniksi Terapeutik, Kiai, Pasien gangguan jiwa
AbstractionThis research aims to find out how the therapeutic communication between the religious seniors and mental disorder patients in Al-BajigurPesantren (Islamic Boarding School) Sumenep. The research subjects consist of the religious senior and the mental disorder patients in the Pesantren. This research applies a qualitative descriptive method. This research took two greatest religious seniors of the Pesantren, 5 Pesantren managers, and 1 recovered patient. Techniques of collecting data were observation, test, interview, and documentation. The Therapeutic Communication between the Religious Seniors and Mental Disorder Patients in Al-BajigurPesantren (Islamic Boarding School) SumenepThe technique of analyzing the data applies data reduction, display, and conclusion. By taking a qualitative research method, it provides description about the therapeutic communication between the religious seniors and the mental disorder patient in Al-BajigurPesantren, Sumenep. The findings showed that the therapeutic communication in Al-BajigurPesantar had four phases and two hindrances. In the pre-interaction phase, caused by economy, compassion, and drug abuse factors, the religious seniors will make the patients calm by giving water that has been recited first. Then, there would be a communication with the patient, the growing work phase, praying, reciting, dzikir, traditional drug administration, utilizing several animals for the therapy, terminating phases as the final step of the recovery process. Keywords: Therapeutic Communication, the Religious Seniors, Mental Disorder Patients