Detail Karya Ilmiah

  • Dinamika Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Teluk Pelabuhan Ratu
    Penulis : Rewandy Yehezkiel
    Dosen Pembimbing I : Ach. Fachruddin Syah, S.Pi., M.Si., Ph.D
    Dosen Pembimbing II :Ach. Fachruddin Syah, S.Pi., M.Si., Ph.D
    Abstraksi

    Lingkungan pantai merupakan wilayah yang selalu mengalami perubahan karena menjadi tempat bertemunya dua faktor yang berasal dari daratan dan dari lautan. Penelitian ini mengukur perubahan garis pantai di pesisir teluk Palabuhan ratu. Teluk Palabuhanratu memiliki dua sungai besar yaitu sungai Cimandiri dan juga sungai Cibaren. Hal ini berketepatan dimana dermaga PLTU Palabuhanratu di bangun disamping sungai Cimandiri. Dengan adannya bangunan pantai tersebut akan menyebabkan perubahan garis pantai. Penelitian ini menggunakan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Penggunakan DSAS memerlukan hasil garis pantai dari digitasi menggunakan data citra dari Google Earth . Data citra tersebut perlu di koreksi geomtrik agar sesuai dengan titk koordinat lokasi penelitian. Garis pantai yang di analisa yaitu pada tahun 2013, 2017 dan 2019. Hasil garis pantai tersebut kemudian di satukan dengan menggunakan merge pada Software ArcMap 10.4. Langkah selanjutnya yaitu membuat Buffer sebagai titik awal untuk membuat transek pada metode DSAS. Langkah terkahir yaitu menganalisa secara statistik perubahan garis pantai dengan menggunakan DSAS. Berdasarkan hasil analisa perubahan garis pantai dan juga analisa olah data parameter oseanografi, maka dapat di simpulkan bahwa dermaga PLTU Palabuhanratu mempengaruhi perubahan garis pantai di perairan pantai Palabuhanratu. Perubahan garis pantai yang terjadi, jika di lihat dari hasil analisa DSAS lebih besar di daerah selatan dermaga Palabuhanratu dibandingkan sebelah utara dermaga PLTU Palabuhanratu. Nilai positif pada perhitungan DSAS memiliki arti adanya akresi, sedangkan nilai negatif mengartikan tejadinya abrasi. Hasil pehitungan dari Transect pada pernagkat lunak DSAS memiliki Nilai NSM terbesar senilai 117,68 m dan terendah senilai -72,85 m. Nilai EPR terbesar yaitu 19,98 dan terendah yaitu - 12,37.

    Abstraction

    The coastal environment is an area that is always changing because it is a meeting place for two factors originating from the mainland and from the ocean. This study measures the change in coastline on the coast of the Palabuhanratu. Palabuhanratu bay has two big rivers namely Cimandiri river and also Cibaren river. This is precisely where the Palabuhanratu power plant dock is built next to the Cimandiri river. With the existence of the beach structure will cause changes in the coastline. This research uses the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) method. Using DSAS requires shoreline results from digitization using image data from Google Earth. The image data needs to be corrected in geomtric to match the coordinates of the study location. The shorelines analyzed were in 2013, 2017 and 2019. The results of the shoreline were then combined using merge in ArcMap Software 10.4. The next step is to create a buffer as a starting point for making transects to the DSAS method. The final step is to statistically analyze changes in coastline using DSAS. Based on the analysis of coastline changes and also the analysis of oceanographic parameter data, it can be concluded that the pier of Palabuhanratu power plant influences changes in the coastline in the coastal waters of Palabuhanratu. The coastline changes that occur, if seen from the results of the DSAS analysis, are greater in the southern part of the Palabuhanratu pier than in the north of the Palabuhanratu power plant dock. A positive value in the DSAS calculation means the existence of accretion, while a negative value means the occurrence of abrasion. The results of calculations from Transect on DSAS software have the largest NSM value of 117.68 m and the lowest value of -72.85 m. The largest EPR value is 19.98 and the lowest is -12.37.

Detail Jurnal