Detail Karya Ilmiah

  • ANALISIS PRAKTEK PRODUKSI GARAM SECARA TRADISIONAL DAN GEO MEMBRANE DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
    Penulis : SYAFARIATUL MUKAROMAH
    Dosen Pembimbing I : FIRMAN SETIAWAN, S.H.I., M.E.I
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    ABSTRAK Indonesia merupakan Negara dimana tingkat keanekaragaman hayatinya yang tinggi dan Sumber daya alam yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan baik yaitu memproduksi garam. Salah satu pulau yang ada di Indonesia yang memproduksi garam paling banyak yaitu pulau Madura. Pulau Madura mempunyai empat Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep. Dari empat kabupaten yang memproduksi garam salah satunya yaitu Sampang. Sampang merupakan kabupaten yang memproduksi garam, tepatnya di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Petani garam di desa Pangarengan mempunyai cara baru dalam memproduksi garam yaitu dengan cara geo membrane. Namun tidak semua petani garam dapat menerapkan media ini, karena faktor ekonomi yang masih berada pada garis bawah kesejahteraan. Garam hasil produksi secara tradisional kalah saing kualitasnya dengan cara geo membrane. Karena itulah, peneliti tertarik untuk menganalisis praktek produksi garam secara tradisional dan geo membrane. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktek produksi garam secara tradisional dan geo membrane dalam perspektif ekonomi islam. Peneliti disini menggunakan penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan praktek produksi garam secara tradisional dengan geo membranedalam memperbaiki kualitas produksi. Data yang dperoleh melalui wawancara yang dilakukan di Desa Pangarengan kepada petani garam langsung. Hasil dari penelitian ini adalah:yaitu Praktek produksi garam di Desa Pangarengan dalam proses produksinya sesuai dengan syariat, karena air yang digunakan merupakan air laut dan tidak dicampur dengan kandungan yang dilarang oleh syariat. Dalam manajemen bisnis yang petani garam terapkan hanya diterapkan pada awal saja, proses selanjutnya petani garam tidak terlalu memperhatikan teori manajemen dengan baik. Petani garam hanya menginginkan dan berfokus pada laba atau keuntungan. Sehingga, produk garam mengalami kerugian. Kata kunci: Produksi, Garam, Manajemen Produksi

    Abstraction

    ABSTRACT Indonesia is a country where the level of biodiversity is high and natural resources are very abundant. Wealth can be utilized properly, namely producing salt. One of the islands in Indonesia that produces the most salt is the island of Madura. Madura Island has four districts, namely Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep. Of the four districts that produce salt, one of them is Sampang. Sampang is a district that produces salt, precisely in Pangarengan Village, Pangarengan District, Sampang Regency. Salt farmers in Pangarengan village have a new way of producing salts that is by geo membrane. However, not all salt farmers can apply this media, because economic factors are still at the bottom of welfare. Traditionally produced salt loses its quality competitiveness by means of geo membrane. For this reason, researchers are interested in analyzing traditional and geo-membrane salt production practices. This study aims to answer the question: How is the practice of traditional salt production and geo membrane in the perspective of Islamic economics. The researcher here uses qualitative research by describing traditional salt production practices with geo membrane in improving the quality of production. Data obtained through interviews conducted in Pangarengan Village to direct salt farmers. The results of this study are: namely the salt production practices in Pangarengan Village in the production process in accordance with the Shari'a, because the water used is sea water and is not mixed with ingredients that are prohibited by the Shari'a. In business management that applied salt farmers only at the beginning, the next process salt farmers do not pay too much attention to management theory. Salt farmers only want and focus on profit or profit. So, salt products suffer losses. Keywords: Production, salt, Production Management

Detail Jurnal