Detail Karya Ilmiah

  • Studi Komparasi Metode Istinbat Majelis Tarjih Dan Tajdid Muhammadiyah Dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Tentang Zakat Hasil Pertambakan
    Penulis : MIFTAKHUL MUSLIMIN
    Dosen Pembimbing I : MOHAMMAD HIPNI, S.H.I., M.H.I
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Agama Islam sangat memperhatikan aspek kemaslahatan umat. Salah satu contohnya dengan memberlakukan zakat sebagai sebuah solusi pemenuhan kemaslahatan umat. Seiring berjalannya waktu munculah zakat pertambakan yang hukumnya tidak secara langsung diterangkan oleh al-Quran dan Hadis. Lalu Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama sebagai lembaga penggalian hukum kontemporer mengkaji masalah zakat ini dan memunculkan kesimpulan hukum yang berbeda. Perbedaan inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti mengapa kedua badan otonom dari dua lembaga Islam terbesar di Indonesia tersebut bisa berbeda padangan mengenai zakat hasil pertambakan. Penelitian ini merupakan sebuah peneltian kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu studi pustaka. Dalam metode pengumpulan datanya, peneliti menggunakan teknik book survey serta dokumentasi terkait dengan hal-hal yang bersangkutan. Analisis dalam skripi ini menggunakan teknik analisis komparatif dengan pendekatan normatif-empiris. Peneliti menemukan masalah pertama yang berupa bagaimana analisis komparatif metode istinbat hukum Mejelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama terhadap zakat hasil pertambakan serta masalah kedua yang berupa bagaimana perbandingan hasil keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama terhadap zakat hasil pertambakan lalu relevansinya terhadap pertambakan di Indonesia. Metode Istimbat yang digunakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah antara lain baya>ni, qiya>si, istis{la>hi dengan menyamakan zakat hasil pertambakan dengan zakat hasil tanaman dengan meninjau kepada persamaan ‘illatnya serta dukungan dari beberapa dalil al-Quran dan Hadis. Metode istinbat yang digunakan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama antara lain qawliy, ilhaqiy, manhajiy lebih cenderung menyamakan zakat hasil pertambakan dengan zakat perdagangan meninjau dari persamaan niatnya. Penelitian ini menemukan bahwa perbedaan yang terjadi diantara keduanya disebabkan oleh perbedaan pola pemikiran dan metode istinbat yang digunakan. Hal berakibat pada berbedanya dalil yang dijadikan rujukan penistbatan ketentuan hukum zakat hasil pertambakan. Selain itu perbedaan ‘illat yang digunakan juga mempengaruhi produk hukum keduanya. Produk hukum ini jika dilemparkan ke masyarakat tentunya akan cenderung memilih salah satunya dalam menentukan zakat yang dikeluarkan atas zakat hasil pertambakan. Kata Kunci: Zakat, Istinbat, Lembaga

    Abstraction

    Islam is very concerned about the benefit of the people. One example is by applying zakat as a solution to fulfill the people’s benefit. As time goes on the appear zakat of aquaculture whose laws are not directly explained by the Koran and Hadith. Then Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah and Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama as contemporary legal excavation institutions examine the issue of zakat and bring out different legal conclusions. This difference makes the researcher interested in examining why the two autonomous bodies of the two largest Islamic institutions in Indonesia can differ on the views of zakat from aquaculture. This research is a qualitative research with the type of research is literature study. In the method of data collection, researchers used book survey techniques and documentation related to the matters in question. The analysis in this script uses comparative analysis techniques with the nature of normative-empirical research. The researcher found the first problem is about how comparative analysis of the legal methods of Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah and Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama on aquaculture zakat and the second problem is comparison between the decisions of the Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah and the Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama on zakat aquaculture and its relevance to Indonesian aquaculture. The istinbat method used by Majelis Tarjih and Tajdid Muhammadiyah is baya>ni, qiya>si, istis{la>hi by equating zakat from the results of aquaculture with zakat from plants by reviewing the similarity of 'illat and support by several Koran and Hadith propositions . The Istinbat method used by the Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama includes qawliy, ilhaqiy, manhajiy, which is more likely to equate zakat as a result of aquaculture with zakat of trading, reviewing it from the same intention. This study found that the differences between the two are caused by differences in thought patterns and methods used. This results in different arguments made by reference to the legal provisions of aquaculture zakat.. Besides that difference at ‘illat used also affects both legal products. This legal product if thrown into the peoples will tend to choose one of them in determining the zakat issued for zakat of aquaculture. Keyword: Zakat, Istinbat, Institution.

Detail Jurnal