Detail Karya Ilmiah

  • Komunikasi Sosial Antar Penganut Agama dalam Menjaga Kerukunan di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan
    Penulis : Tia Lu'luim Mu'takifah
    Dosen Pembimbing I : Muhtar Wahyudi, S.Sos., MA.
    Dosen Pembimbing II :Qoniah Nur Wijayani, S.Ikom., M.Ikom.
    Abstraksi

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi sosial yang terjalin antar penganut agama di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan dalam menjaga kerukunan melalui kajian solidaritas sosial Emile Durkheim. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi yang menghasilkan data deskriptif. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara serta dokumentasi. Penentuan informan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi sosial antar penganut agama di Desa Windu berjalan dengan baik. Dari komunikasi verbal dapat dilihat dari bahasa lokal yang digunakan dalam sehari-hari yaitu bahasa Jawa dengan gaya berbicara yang sopan dan santun, sedangkan dari non verbal dapat dilihat dari perilaku, tindakan, maupun sikap yang mencerminkan rasa toleransi dan menghargai adanya perbedaan agama. Seringnya terjalin komunikasi maka terbentuklah suatu ikatan solidaritas sosial dalam suatu hubungan. Solidaritas sosial antar penganut agama terlihat pada bentuk gotong royong dan kerjasama. Solidaritas sosial yang terjadi antar penganut agama tersebut lebih mengarah pada solidaritas mekanik karena banyaknya persamaan-persamaan dan kesadaran kolektif yang dimiliki masyarakat. Gotong royong bagi masyarakat di Desa Windu sangat penting yang menjadi sarana untuk mereka tetap bersatu agar kerukunan diantara mereka tetap terjaga. Kata kunci : Komunikasi Sosial, Solidaritas Sosial, Penganut Agama, Kerukunan

    Abstraction

    The objective of this study is to know how the social communication is established among believer of religions in Windu Village Karangbinangun Sub District Lamongan Regency through the study of Emile Durkheim’s social solidarity. This study uses qualitative research with phenomenological approach that produces descriptive data. Technique of collecting data uses observation, interview and documentation. Determination of informant uses purposive sampling method. Data analysis uses Miles and Huberman technique. The results of this study show that the social communication among believer of religions in Windu Village is going well. In verbal communication, it can be seen from the local language used in everyday life, namely Javanese with polite speaking style, while in non verbal, it can be seen from the behaviors, actions and attitudes that reflect tolerance and respect for the religious differences. Frequent intertwined communication creates a bond of social solidarity in a relationship. Social solidarity among believer of religions is seen in the forms of mutual assistance and cooperation. Social solidarity that occurs among believer of religions is more directed to mechanical solidarity because of the many similarities and collective consciousness that the society has. Mutual assistance is very important for the society in Windu Village as a means for them to stay united, so that the harmony between them can be still maintained. Keywords: Social Communication, Social Solidarity, Believer of Religions, Harmony

Detail Jurnal