Detail Karya Ilmiah

  • IDENTITAS AGAMA MASYARAKAT TIONGHOA (Proses Pembentukan Identitas Baru Masyarakat Tionghoa Oleh DPD PITI Surabaya)
    Penulis : Sumiati
    Dosen Pembimbing I : Bangun Sentosa D.H., S.Sos., M.Si., Ph.D
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    ABSTRAK Sumiati. 150521100091. Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Identitas Agama Masyarakat Tionghoa. Dibimbing oleh Bapak Bangun Sentosa D.H., Ph., D. Keberadaan Muslim-Tionghoa merupakan sebuah fenomena yang unik. Kelompok minoritas dari etnis Tionghoa yang juga minoritas di negara Indonesia ini selalu menarik untuk dikaji, terlebih mengenai konstruksi identitas non-muslim yang disandangnya. Peneliti memilih lokasi penelitian di kota Surabaya karena hadirnya DPD PITI (Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Surabaya yang menjadi kepanjangan tangan dari PITI Indonesia untuk menjadi wadah bagi Muslim-Tionghoa Surabaya sekaligus membentuk identitas agama mereka. Karena hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan identitas agama bagi Tionghoa Surabaya oleh DPD PITI Surabaya. Penelitian ini menggunakan teori dekonstruksi milik Jacques Derrida. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan subjek dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipan, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi terhadap tiga subjek penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis milik Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses dekonstruksi identitas agama oleh DPD PITI Surabaya dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1. Akronim nama PITI itu sendiri; 2. Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo, sebagai masjid bernuansa Tionghoa; 3. Kegiatan sosial-agama; 4. Ikatan pernikahan; dan 5. Media Cetak. Pada akhirnya, proses pembentukan identitas ini menghasilkan sebuah identitas hibrid bagi Muslim-Tionghoa dan masih dikonstruksikan sampai saat ini. Kata kunci: Identitas, Agama, Tionghoa, Teori Dekonstruksi.

    Abstraction

    ABSTRACT Sumiati. 150521100091. Sociology Study Program, Faculty of Social and Cultural Sciences, University of Trunojoyo Madura. “Religious Identity for Chinese”. Supervised by Mr. Bangun Sentosa D. H. , Ph., D. The existence of Chinese Muslims is a unique phenomenon. Minority groups from ethnic Chinese who are also minorities in Indonesia are always interesting to study, especially regarding the construction of non-Muslim identities that they carry. The researcher chose the location of the study in Surabaya because of the presence of the DPD PITI (Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Islam Tionghoa or Regional Leadership Council of the Chinese Indonesian Islamic Association) Surabaya which became the arm of PITI Indonesia to become a place for Surabaya Chinese Muslims while forming their religion identity. Because of that, the aim of the research is to explain the process of forming a new religious identity for Chines by DPD PITI Surabaya. This study used Jacques Derrida's deconstruction theory. The method used was a qualitative method with a phenomenological approach. Subjects have taken in the study using purposive sampling. Data collection techniques used were participant observation, semi-structured interviews and documentation of three research subjects. The data analysis technique used analysis belonging to Miles and Huberman. The results of the study showed that the process of deconstruction of religious identity by the DPD PITI Surabaya was carried out in several ways, namely: 1. The acronym of the name PITI itself; 2. History and construction of the Haji Muhammad Cheng Hoo Mosque; 3. Social-religious activities; 4. Marriage ties; and 5. Print Media. In the end, the process of forming this identity resulted in a hybrid identity for Chinese Muslims and is still constructed until today. Keyword: Identity, Religious, Chinese, Deconstruksi Theory.

Detail Jurnal