Detail Karya Ilmiah
-
JAMASAN PUSAKA KERRES (KERIS) BAGI MASYARAKAT DESA AENG TONG TONG KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEPPenulis : Barratut TaqiyahDosen Pembimbing I : Bangun Sentosa D.H, S.Sos,.M.Si,.Ph.DDosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Barratut Taqiyah 15.05.211.00085. Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Jamasan Pusaka Kerres (Keris) Bagi Masyarakat Desa Aeng Tong Tong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Dosen Pembimbing Bangun Sentosa Dwi Haryanto D.H, Ph.D Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami makna simbolik dalam Penjamasan pusaka kerres (keris) bagi masyarakat Desa Aeng Tong Tong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dari wawancara semi struktur, data sekunder di peroleh dari bahan bacaan di perpustakaan. Dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model tanya jawab secara aktif, yang meliputi tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun keabsahan data penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data menggunakan Teori George Herbert Mead tentang interaksionisme simbolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aeng Tong Tong melaksanakan jamasan pusaka kerres dengan alasan makna tersendiri karena adanya budaya leluhur yang harus di jaga, di rawat dan di lestarikan. Hal ini sudah menjadi event budaya yang di jadikan kebiasaan di Desa Aeng Tong Tong. Sedangkan simbol-simbol yang digunakan dalam acara jamasan pusaka kerres dari segi sesajen maupun kebutuhan yang di jamas, pakaian beserta ikat pinggang menyatakan nilai-nilai tersendiri dalam suatu benda. Kata Kunci: Makna, Simbolik, Penjamasan, Keris, Jamasan Pusaka Kerres, Sumenep.
AbstractionABSTRACT Barratut Taqiyah 15.05.211.00085. Sociology Study Program, Faculty of Social and Cultural Sciences, University of Trunojoyo Madura. Purifying of Kerres (Kris) Heritage in the Aeng Tong Tong Village Community, Saronggi District, Sumenep Regency. Advisor: Bangun Sentosa Dwi Haryanto D.H, Ph.D The purpose of this research is to know and understand the symbolic meaning in the purifying of kerres (Kris) heritage for the people in the Aeng Tong Tong Village, Saronggi District, Sumenep Regency. This study uses qualitative research methods with a case study approach. Determination of informants uses purposive sampling technique. The data sources use primary data and secondary data. Primary data are obtained from semi-structured interviews. Secondary data are obtained from reading material in the library with observation, interview, and documentation techniques. Data analysis uses an active question and answer model, which includes three stages, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The validity of this research data uses source of triangulation. In this study, to analyze data the writer uses George Herbert Mead's theory of symbolic interactionism. The results show that the inhabitant of Aeng Tong Tong Village carries out the purifying of the Kerres (Kris) Heritage for its own reason, because of the ancestral culture that must be maintained, cared for and preserved. This has become a cultural event that has become a habit in the Aeng Tong Tong Village. While the symbols used in the purification ceremony of the Kerres (Kris) Heritage are offerings and needs, clothing and belts that express their own values in an object. Keywords: Meaning, Symbolic, Purifying, Purification of Kerres (Kris) Heritage, Sumenep.