Detail Karya Ilmiah
-
Perancangan Model Simulasi Dengan Pendekatan Agent Based Modelling Pada Sistem Budidaya Udang Vaname Di Desa Socah, Kabupaten BangkalanPenulis : Yuli FidianaDosen Pembimbing I : Issa Dyah Utami S.T., M.T., PhDDosen Pembimbing II :Agus Salim S.T., M.T.Abstraksi
Usaha budidaya perikanan sangat potensial di Negara Indonesia karena memiliki luas laut sebesar 3.257.483 km 2. Sebagai Kabupaten maritim bentangan garis pantai Kabupaten Bangkalan yaitu 125 kilometer sehingga hampir sepanjang pinggir pantai terdapat budidaya tambak. Proses budidaya udang vaname di Desa Socah Kabupaten Bangkalan tidak lepas dari adanya beberapa peran dari elemen yang terlibat diantaranya yaitu para pelaku budidaya, pengepul, pemerintah, dan lingkungan. Dengan melihat tingginya permintaan ekspor dan harga jual yang cukup tinggi udang vaname memiliki potensi yang paling besar untuk ditingkatkan hasil budidaya nya. Pada proses budidaya vaname di Desa Socah masih ditemui beberapa permasalahan salah satunya yaitu perbedaan perilaku setiap petani tambak dalam proses budidaya. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi terkait interaksi antar petani tambak agar tidak terjadi kesenjangan pendapatan dan hasil panen antar petani tambak. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan dengan Agent Based Modeling (ABMS) yang ditinjau dari para agen (individu) yang memberikan dampak signifikan dari sebuah sistem budidaya udang vaname. Software yang digunakan sebagai alat bantu da lam simulasi ABMS yaitu NetLogo sehingga dapat dihasilkan output simulasi sistem budidaya udang vaname dengan pendapatan sebesar Rp. 31.385.000, serta hasil skenario terbaik yaitu dengan menggunakan bibit udang yang bersertifikat SPF (specific pathogen free) menambahkan pakan udang 20% dengan pendapatan sebesar Rp. 33.762.020.
AbstractionFisheries ponds are very potential in Indonesia because they have a sea area of 3,257,483 km2. As a maritime regency, the stretch of coastline of Kabupaten Bangkalan is 125 kilometers so that almost along the coastline there are ponds cultivation. The process of vaname shrimp farming in Desa Socah, Kabupaten Bangkalan is inseparable from the existence of several roles from the elements involved, among them are the a ctors of cultivation, collectors, government, and the environment. By looking at the high export demand and the high selling price of vaname shrimp, it has the greatest potential to increase the yield of its cultivation. In the process of vaname cultivatio n in the village of Socah there are still some problems, one of which is the difference in behavior of each pond farmer in the cultivation process. For this reason, it is necessary to identify related interactions between pond farmers so that there is no gap in income and yields between farmer farmers. In this study modeling with Agent Based Modeling (ABMS) was reviewed from the agents (individuals) who had a significant impact on a vaname shrimp farming system. The software used as a tool in ABMS simulation is NetLogo so that the output of the simulation system of shrimp shrimp farming can be generated with an income of Rp. 31,385,000, and the best scenario results are using shrimp seeds that are certified SPF (specific pathogen free) adding 20% shrimp feed with an income of Rp. 33,762,020.