Detail Karya Ilmiah

  • Analisa Komposisi Marine Debris dan Mikroplastik di Perairan Muara Tambakwedi Surabaya
    Penulis : Anisa Dwi Aulia fitri
    Dosen Pembimbing I : Dr. zainul Hidayah S.Pi. M.App.Sc.,
    Dosen Pembimbing II :-
    Abstraksi

    Penelitian mengenai sampah laut dan kelimpahan mikroplastik dilakukan pada bulan Desember 2018-Januari 2019 di Muara Tambakwedi, Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui komposisi sampah laut, kelimpahan mikroplastik, bentuk mikroplastik serta pengelolaan sampah pada lokasi penelitian. Pengumpulan sampel sampah laut dilakukan dengan menggunakan waring tepat pada muara dengan panjang sekitar 8 meter, sampah dikumpulkan pada periode pasang dan surut. Plastik merupakan jenis sampah laut yang paling mendominasi. Berdasarkan pada ukuran sampah yang paling banyak ditemukan ialah sampah macro-debris. Kelimpahan mikroplastik ditentukan dengan pemisahan densitas pada sedimen. Sedimen mampu merangkap mikroplastik hingga kedalaman 20cm tanpa adanya perubahan kelimpahan. Film adalah mikroplastik yang mendominasi (244 partikel/mL), diikuti fragmen (44 partikel/mL) serta fiber (29 partikel/mL). Kelimpahan mikroplastik tidak berkorelasi dengan sampah laut. Untuk persepsi serta pengolahan sampah pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sekitar memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengolah sampah lebih baik lagi. Kata Kunci : sampah laut,mikroplastik,pengelolaan sampah,muara Tambakwedi

    Abstraction

    Research on Ocean and abundance of junk microplastic done in December 2018-January 2019 at the mouth of Tambakwedi, the city of Surabaya. The purpose of the research is to find out the composition of marine debris, the abundance of the microplastic, a form of microplastic as well as the waste management on site research. The collection of samples of marine debris is done using the right on the estuary of the waring with a length of about 8 meters, garbage collected in a period of ups and downs. Plastic sea trash type is the most dominating. Based on the size of the litter found was junk macro-debris. Microplastic abundance determined by density separation in the sediments. Sediments are capable of remaining microplastic to a depth of 20 cm in the absence of changes in abundance. The film is microplastic that dominate (244 particles/mL), followed by fragments (particles/mL 44) and fiber (29 particles/mL). Microplastic abundance did not correlate with garbage at sea. For the perception and processing of waste on site research shows that local people have high awareness to cultivate better trash again. Key words: marine debris, mikroplastik, waste management, the mouth of the Tambakwedi

Detail Jurnal