Detail Karya Ilmiah

  • RISIKO USAHATANI TEBU (Saccharum officinarum) DI KABUPATEN BANGKALAN
    Penulis : Al Qodiriyah
    Dosen Pembimbing I : Novi Diana Badrut Tamami, SP., MP.
    Dosen Pembimbing II :Dr. Isdiana Suprapti, SP.,MM.
    Abstraksi

    Usahatani tebu di Kabupaten Bangkalan mengalami penurunan akibat beberapa faktor diantaranya keterbatasan modal, rendemen rendah, produksi rendah dan pendapatan rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi, melakukan pemetaan risiko serta mendeskripsikan strategi penanganan risiko dalam usahatani tebu di Kabupaten Bangkalan. Metode penelitian yang digunakan adalah diagram fishbone, analisis z score dan Value at Risk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko usahatani tebu digolongan dalam tiga risiko yaitu risiko fisik, risiko sosial dan risiko ekonomi. Penyebab utama dalam risiko fisik adalah kualitas bibit, kualitas pupuk, kualitas tenaga kerja, saluran irigasi serta hama dan penyakit. Penyebab utama risiko sosial adalah pencurian, kecurangan dan kebakaran. Penyebab utama risiko ekonomi adalah kurang modal, kenaikan harga, harga jual tebu rendah dan keterlambatan pembayaran. Batas nilai probabilitas risiko sebesar 36,5% dan batas nilai dampak risiko sebesar Rp 24.247.563,-. Strategi penanganan risiko yang digunakan adalah strategi preventif dan mitigasi. Berdasarkan penelitian, eminimalisir risiko pada usahatai tebu dapat dilakukan dengan mencari aternatif penjualan ke pabrik gula lain agar mendapat kemungkinan harga lebih tinggi, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, menambah fasilitas fisik dan memperbaiki sistem manajemen.

    Abstraction

    Sugarcane farming in Bangkalan Regency has decreased due to several factors including limited capital, low yield, low production and low income. The purpose of this study was to identify the sources of risk faced, carry out risk mapping and describe risk management strategies in sugarcane farming in Bangkalan Regency. The research method used is a fishbone diagram, analysis of z score and Value at Risk. The results showed that the risk of sugarcane farming was classified into three risks, namely physical risk, social risk and economic risk. The main causes of physical risk are seed quality, fertilizer quality, quality of labor, irrigation channels and pests and diseases. The main causes of social risk are theft, fraud and fire. The main causes of economic risk are lack of capital, price increases, low sugar cane selling prices and late payments. The risk probability value limit is 36.5% and the risk impact value limit is Rp. 24,247,563. The risk handling strategies used are preventive and mitigation strategies. Based on research, minimizing risk in sugarcane business can be done by finding alternative sales to other sugar mills in order to get higher possible prices, improve the quality of human resources, increase physical facilities and improve management systems.

Detail Jurnal