Detail Karya Ilmiah

  • Kajian Pupuk Anorganik dan Pembenah Tanah Campuran Arang Sekam dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Manjung
    Penulis : Nur Diana Holida
    Dosen Pembimbing I : Ir. Slamet Supriyadi, M.Si
    Dosen Pembimbing II :Ir. H. Suhartono, M.PRendahnya produksi bawang merah di Madura kemungkinan disebabkan kondisi kesubu
    Abstraksi

    Rendahnya produksi bawang merah di Madura kemungkinan disebabkan kondisi kesuburan tanah dan teknik budidaya yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembenah tanah campuran arang sekam dan pupuk kandang sapi dalam memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan hasil bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, dari bulan Desember 2018 sampai Februari 2019. Perlakuan dalam percobaan disusun dalam RAK (Rancangan acak kelompok), terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pembenah tanah campuran arang sekam dan pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Perlakuan P2 (pembenah tanah campuran arang sekam dan pupuk kandang sapi + pupuk Phonska 20 g/bedeng dan pupuk ZA 40 g/bedeng) cenderung memberikan hasil terbaik. Penggunaan pembenah tanah campuran arang sekam dan pupuk kandang sapi mengurangi penggunaan pupuk anorganik hingga 50%. Kata Kunci: bawang merah, pembenah tanah, pupuk kandang sapi, pupuk anorganik, arang sekam

    Abstraction

    Production of red onion in Madura is commonly low, possibly due to the low soil fertility and improper cultivation techniques. This study aimed to determine the effectiveness of a soil conditioner (the mixture of rice husk charcoal and cow manure) in improving soil properties, while reducing the use of inorganic fertilizers and increasing yield of red onion, Manjung variety. This research was conducted in Polagan Village, Galis District, Pamekasan Regency, from December 2018 to February 2019. The experiment was arranged on a randomized block design (RBD), consisting of five treatments. Each treatment was replicated for three times. The application of the soil conditioner and inorganic fertilizer (phonska fertilizer at 200 kg/ha and ammonium sulphate fertilizer at 400 kg/ha) tended to give the best result. The use of soil conditioner alone reduced the use of inorganic fertilizers up to 50 %. Keywords: red onion, soil conditioner, cattle manure, rice, charcoal, madura

Detail Jurnal