Detail Karya Ilmiah
-
EXPLORATIVE STUDY ON DETERMINATION FACTORS OF THE SUPPLY LEVEL CULTURAL HERITAGE TOURIST ATTRACTIONS (Case Study in Pesarean Aer Mata Ebu, Arosbaya Sub-District, Bangkalan District)Penulis : Rohmad PriyantoDosen Pembimbing I : Dr. Eni Sri Rahayuningsih, SE.,MEDosen Pembimbing II :Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga dengan penawaran, kemudian tujuan pengelola pariwisata terhadap penawaran yang diberikan serta bagaimana pengelolaan objek wisata Pesarean Aer Mata Ebu Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh dari wawancara langsung terhadap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan, Pemerintah Desa Buduran, Juru Pelihara, Juru Kunci, penjual “Air Barokah”, petugas parkir, pedagang, pemilik ponten sekaligus lahan untuk dagang, dan pengunjung, serta observasi dan dokumentasi lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Tahap analisis data meliputi reduksi dan penyajian data serta penarikan kesimpulan. Digunakan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, hubungan antara harga dengan penawaran yang disebutkan dalam hukum penawaran, dimana jumlah penawaran akan naik ketika harga tinggi dan akan turun ketika harga rendah ialah sesuai dengan penawaran pada objek wisata Pesarean Aer Mata Ibu. Karena penerimaan pemerintah dari objek wisata tersebut yang relatif sedikit berpengaruh dengan penurunan komponen pariwisata yang ada di objek wisata Pesarean Aer Mata Ebu. Kedua, Tujuan perusahaan dalam teori ekonomi mikro adalah untuk mencari dan memaksimalkan laba (profit). Namun teori ini tidak berlaku pada penawaran yang dilakukan oleh pengelola objek wisata Pesarean Aer Mata Ebu. Karena mereka lebih mementingkan kebermanfaatan bagi masyarakat setempat (agar tingkat kemakmuran mereka meningkat), dan bukan mencari keuntungan yang maksimum. Ketiga, Pengelolaan objek wisata Pesarean Aer Mata Ebu belum dilaksanakan dengan maksimal. Perizinan, pembiayaan, kebersihan dan keterawatan objek wisata serta kebermanfaatan bagi masyarakat setempat memang sudah baik, namun disisi lain juga masih menyisakan beberapa kekurangan seperti kooordinasi yang belum terjalin diantara beberapa stakeholder terkait, serta beberapa perencanaan yang belum terlaksana karena minimnya anggaran baik dari APBN maupun APBD.
AbstractionThis study aims to analyze and explain how the relationship between prices and supply, then the purpose of tourism manager on the offer given and how to manage the tourism of Pesarean Aer Mata Ebu Arosbaya Sub-district, Bangkalan District. This study uses descriptive qualitative. Primary data was obtained from direct interviews with Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan, Buduran Village Government, Keeper, Caretaker, "Air Barokah" seller, parking attendants, traders, owner of the toilet and land for trade, and visitors, as well as field observation and documentation.While secondary data was obtained from Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). The data analysis phase includes the reduction and presentation of data then conclusions. Source triangulation is used to test the validity of the data. The results of this study indicate that first, the relationship between prices and supply mentioned in the supply law, where the number of bids will rise when prices are high and will drop when low prices is in accordance with the offer on the Aer Mata Ibu Pesarean tourist attraction. Because the government revenue from these tourist objects has relatively little effect on the decline in tourism components in the tourist attraction of Aer Mata Ebu Pesarean. Second, the purpose of companies in microeconomic theory is to seek and maximize profits. But this theory does not apply to supply made by the managers of Pesarean Aer Mata Ebu tourism object, because they are more concerned with the usefulness of the local community (so that their level of prosperity increases), and don't seek maximum profit. Third, the management of Aer Mata Ebu tourism object has not been carried out maximally. Licensing, financing, cleanliness and maintenance of tourism object and benefits for the local community are already good, but on the other hand also still leave some lackness such as uncoordinated coordination among several relevant stakeholders, as well as some plans that have not been implemented due to the lack of budget from the APBN and APBD.