Detail Karya Ilmiah
-
ANALISIS SUB SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN UNGGULAN DI KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TIMUR TAHUN 2012-2016Penulis : M. Fuji SaputroDosen Pembimbing I : Dr. Kurniyati Indahsari, M.SiDosen Pembimbing II :Abstraksi
M. Fuji Saputro, Analisis Sub Sektor Industri Pengolahan Unggulan di Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur Tahun 2012-2016. Di bawah bimbingan dari Dr. Kurniyati Indahsari, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sub Sektor Industri Pengolahan Unggulan disetiap Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur. Data yang digunakan adalah nilai Produk Dosemtik Regional Bruto (PDRB) industri pengolahan tahun 2012- 2016 dimasing-masing 38 Kabupaten/Kota yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient, Shift Share, dan Overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua wilayah memiliki sub sektor unggulan. Dari tiga puluh delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, hanya enam wilayah yang tidak memiliki sektor unggulan yaitu Kabupaten Trengalek, Ponorogo, Situbondo, Probolinggo, Sidoarjo, dan Kota Malang. Sementara itu tiga puluh dua wilayah lainnya, masing-masing memiliki sub sektor industri pengolahan unggulan yang bervariasi. Sub sektor unggul dan terkonsentrasi spasial yang nilainya lebih dari lima puluh persen dalam satu wilayah yaitu industri pengilangan migas di Kabupaten Gresik, industri galian bukan logam terletak di Kabupaten Tuban dan industri mesin dan perlengkapan di Kota Surabaya. Konsentrasi spasial tiga belas sub sektor industri pengolahan lainnya didukung oleh dua wilayah atau lebih. Pemerintah Daerah diharapkan dapat mengambil kebijakan perencanaan pembangunan wilayah dengan menjadikannya sebagai sentra-sentra pengembangan sesuai karakteristik dan potensi wilayah masing-masing. Dengan demikian proses pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Kata Kunci : Sub Sektor Unggulan, Industri Pengolahan, Konsentrasi Spasial
AbstractionM. Fuji Saputro, Analysis of the Main Processing Industry Sub-Sector in East Java Regency / City in 2012-2016. The adviser is Dr. Kurniyati Indahsari, M.Si. This study aims to determine the Leading Processing Industry Sub Sector in each Regency / City in East Java. The data used is the value of the Gross Regional Domestic Product (GRDP) of the processing industry in 2012-2016 in each of the 38 Regencies / Cities obtained from the Statistics Central Board of East Java Province. The technical analysis used in this study is the analysis of Location Quotient, Shift Share, and Overlay. The results of the study show that not all regions have superior subsectors. For the thirty-eight districts / cities in East Java Province, only six regions did not have superior sectors, namely Trengalek, Ponorogo, Situbondo, Probolinggo, Sidoarjo, and Malang City. Meanwhile, thirty-two other regions, each with a superior processing sub-sector which varies. The superior and spatial concentrated sub-sectors whose value is more than fifty percent in one region, namely the oil and gas refining industry in Gresik Regency, the non-metallic excavation industry is located in Tuban Regency and the machinery and equipment industry in Surabaya City. The spatial concentration of thirteen other manufacturing industry sub-sectors is supported by two or more regions. The Regional Government is expected to be able to take regional development planning policies by making them as development centers according to the characteristics and potential of each region. Thus, the development process can run more effectively and efficiently. Keywords: Leading Sub Sector, Processing Industry, Spatial Concentration.