Detail Karya Ilmiah

  • TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD SIMPANAN ARISAN PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DI DESA CANGGU KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI
    Penulis : FUNGKI NOVITASARI
    Dosen Pembimbing I : INDAH PURBASARI, S.H., LL.M.
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Arisan PKK di Desa Canggu kecamatan Badas Kabupaten Kediri merupakan kegiatan simpanan masyarakat. Hal yang menarik untuk dibahas dan menjadi tujuan penelitian ini adalah mengenai kejelasan akad dan status potongan yang dikenakan atas uang yang diterima pemenang undian dalam perspektif Hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris dengan menggunakan pendekatan fakta. Metode analisis data menggunakan sifat analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa praktik arisan dalam penerapan akad simpanan tidak terpenuhi karena praktiknya uang yang ditarik lebih besar daripada yang disimpan hal ini menimbulkan hutang dan menjadikan gharar pada akad. Selain itu pengenaan potongan wajib yang ditetapkan sepihak oleh pengurus dan tidak adanya transparansi hal ini menimbulkan ghibah sesama anggota. pengenaan potongan yang diambil sebelum diserahterimakan kepada pemenang undian terlebih dahulu sehingga mempengaruhi nilai hutang dan mengarah pada riba qordh. Pemenang undian terakhir juga terdapat potongan saat penerimaan nilai piutang sebelum serahterima hal ini mengarah pada perbuatan bathil.

    Abstraction

    Regular Social Gathering (Arisan PKK) in Canggu Village, Badas District, Kediri Regency is a community saving activity. The interesting thing to discuss and be the aim of this research is about the clarity of the contract and the status of the deductions imposed on the money received by lottery winners in the perspective of Islamic Law. The research method that used in this research is empirical law research using factual approach. Data analysis method uses descriptive analysis. The result of this research shows that practice of Regular Social Gathering (Arisan PKK) is not fulfilled because the practice of repaying money is greater than the one stored. This incited debt and made gharar of the contract. In addition, the imposition of mandatory deductions that are determined unilaterally by the management and the lack of transparency, this creates ghibah among the members. Imposition of deductions taken before being handed over to the winner of the lottery first so that it affects the value of the debt and leads to riba qordh. The winner of the last lottery also deduced on the receiving of the credit before submission to a debt that leads to bathil.

Detail Jurnal