Detail Karya Ilmiah
-
"ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI GARAM MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Study Kasus Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep) ”Penulis : Rohimatul QudsiyahDosen Pembimbing I : Firman Setiawan, S.HI.,M.EI.,Dosen Pembimbing II :Abstraksi
Salah satu pelaku usaha yang sangat berkontribusi pada negara adalah petani garam, karena petani garam adalah kaum petani yang paling produktif, Agar kesejahteraan petani garam menjadi lebih baik mereka perlu memperoleh pendapatan yang lebih besar. Petambak garam cenderung lemah untuk menentukan harga dan ketersediaan garam. ini memperlihatkan bahwa pasca panen seperti tengkulak atau pabrik pengolah lebih banyak menentukan harga dan mengambil untung dari harga garam di pasar konsumen. hal ini tentun sangat membuat para petani berada di posisi yang lemah, dengan sangat terpaksa biasanya para petani menjual hasil panennya kepada tengkulak meskipun dengan harga murah, penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana kesejahteraan petani garam menurut perspektif ekonomi Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penenilitian ini merupakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga pendekatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani garam di Desa Karanganyar belum merasakan pemenuhan mengenai kesejahteraan secara merata sesuai dengan apa yang ada dalam tujuan kesejahteraan perspektif ekonomi Islam yaitu tercapainya pemeliharaan lima kebutuhan dasarnya yaitu penjagaan terhadap agama (Hifz} al-Di>n), penjagaan terhadap keturunan (Hifz} al-Nasl) , penjagaan terhadap jiwa (Hifz} al-Nafs), penjagaan terhadap akal (Hifz} al-‘Aql) dan penjagaan terhadap harta (Hifz} al-Ma>l). Dari pemeliharaan lima kebutuhan dasar dalam kesejahteraan ekonomi Islam, petani garam di Desa Karanganyar hanya dapat memenuhi dua pemeliharaan dalam kebutuhan dasar, yaitu penjagaan terhadap agama (Hifz} al-Di>n), penjagaan terhadap keturunan (Hifz} al-Nasl), sedangkan penjagaan terhadap jiwa (Hifz} al-Nafs), penjagaan terhadap akal (Hifz} al-‘Aql) dan penjagaan terhadap harta (Hifz} al-Ma>l) belum terrpenuhi. Jadi, petani garam di Desa Karanganyar belum dapat dikatakan sejahtera karena dapat dilihat dari segi penjagaan terhadap akal, penjagaan terhadap jiwa dan penjagaan terhadap harta, para petani garam masih belum terpenuhi kebutuhan mereka secara baik dari pendapatan yang meraka peroleh. Kata kunci : Kesejahteraan, Petani Garam.
Abstractionone of the bussiness actors who strongly contributed to the country is a salt farmers, because salt farmers are the most productive farmers. In order to create prosperity of salt farmers to the better one, they need to earn more income. A salt farmers are still have weak authority to determine the price and availability of salt. This is shown that when the salt is come to harvest time or post-harvest time, the middleman or the processing factories has more authority to determine the price of salt and take more profit of it when the salt is on sale to the consumer. This condition certainly make the farmers in a very weak position and being forced to sell their crops to the middleman with a low price. This research aims to answer the question of how is the welfare of the salt farmers according to Islamic economic perspective The research method used in this research is a descriptive qualitative. Methods of data collection in this study is using the method of interview and documentation. Data analysis techniques is using three appoarch of analysis, which is data reduction, data display, and conslusion drawing/verivication. The result showed that salt farmers in karanganyar village did not obtain the real outcome related to the prosperity of salt farmers completely as mentioned in the aim of prosperity based on Islamic economic perspective. Those aims included five basics in term of achieving the needs: the preservation of religion/faith (Hifz} al-Di>n), the preservation of life (Hifz} al-Nafs), the preservation of intellect (Hifz} al-‘Aql), the preservation of property (Hifz} al-Ma>l) and the preservation of life age (Hifz} al-Nasl). From the maintenance of the five basic needs in Islamic economic welfare, the salt farmers in Karanganyar Village can only fulfill two maintenance of their basic needs, the maintenance of religion and the maintenance of offspring, meanwhile the maintenance of soul (Hifz} al-Nafs), the maintenance of mind (Hifz} al-'Aql) and the maintenance of wealth (Hifz} al-Ma> l) has not been fulfilled. So according to the maintenance of five basic needs, the salt farmers in Karanganyar Village can not be said that they already prosperous because they are still have not fulfilled their three of five basic needs as well from the income they have earn Keywords: prosperity, salt farmers.