Detail Karya Ilmiah

  • Ungkapan Tabu Bahasa Madura sebagai Wujud Pelanggaran Kesantunan pada Interaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan Madura
    Penulis : ISTIKOMATUL
    Dosen Pembimbing I : Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd.
    Dosen Pembimbing II :Ahmad Jami’ul Amil, S. Pd, M. Pd.
    Abstraksi

    Abstrak: Ungkapan tabu yang banyak didengar di desa Jaddih tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang terkenal sebagai desa sarang preman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian pragmatik khususnya teori kesantunan berbahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud penggunaan ungkapan tabu Bahasa Madura dan wujud pelanggaran kesantunan ungkapan tabu pada interaksi jual beli di pasar tradisional. Data penelitian berupa tuturan ungkapan tabu bahasa Madura. Sumber data penelitian yakni seluruh masyarakat yang melakukan interaksi jual beli di dalam pasar tradisional Jaddih. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan simpulan. Keabsahan data diperoleh menggunakan triangulasi sumber dan teori. Hasil penelitian ini yaitu ditemukan beberapa wujud ungkapan tabu bahasa Madura, yaitu, 1) tabu nama kerabat seperti Surti, 2) tabu nama orang yang meninggal seperti Fadilah, 3) tabu nama orang dan binatang seperti Emb?’, 4) tabu menyebut alat kelamin seperti Jhelli’, 5) tabu menyebut aktivitas seksual seperti nyak?h, 6) tabu berkaitan profesi tertentu seperti Sondhel, 7) tabu menyebut fungsi-fungsi badaniah tertentu seperti buri’, 8) tabu yang berhubungan dengan nama penyakit seperti Cacar, dan 9) tabu yang berhubungan dengan makhluk ghaib seperti Jer?ngkong. Wujud pelanggaran kesantunan ungkapan tabu, yaitu 1) maksim kebijaksanaan pada ungkapan tabu kata Jhelli’ untuk menghina sesuatu, 2) maksim penerimaan pada ungkapan tabu kata pell?r Jh?r?n sebagai bentuk emosi (marah), 3) Maksim Pujian pada ungkapan tabu kata jer?ngkong sebagai bentuk emosi (marah), 4) Maksim Kerendahan hati pada ungkapan tabu kata ta?h untuk menghina atau menyindir, 5) Maksim Kecocokan pada ungkapan tabu kata buri’ untuk mengumpat atau bentuk emosi, dan 6) Maksim Kesimpatian pada ungkapan tabu kata emb?’ untuk menghina seseorang. Kata kunci: ungkapan tabu, pelanggaran kesantunan, dan interaksi jual beli.

    Abstraction

    Abstract: The Many taboo phrases heard in Jaddih village are inseparable from the well-known enveronmental influences of the thug’shive village. This research is a descriptive qualitative research with pragmatic study especially the theory of language politeness. This study aims to describe the use of the expression of taboo Madurese language and a form of violation of politeness of taboo expression on the interaction of buying and selling in traditional markets. Research data in the form of a speech expression of Madura taboo. Sources of research data ie all people who do interaction buying and selling within traditional markets Jaddih. Data collection techniques used are techniques refer, recording techniques, and record techniques. Data analysis techniques used are 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) drawing conclusions. The validity of the data was obtained using source triangulation and theory. The result of this research is found some form of taboo expression of Madura language, that is 1) tabu name of relatives like Surti, 2) tabu name of dead person like Fadilah, 3) taboo name of people and animals like Emb? ' , 4) taboo calls genitalia such as Jhelli ', 5) taboo calls sexual activity such as nyak?h, 6) taboos related to certain professions such as Sondhel, 7) taboo mentions certain bodily functions such as buri', 8) taboo associated with the name of the disease such as Cacar, and 9) taboos associated with supernatural beings such as Jer?ngkong. Behavioral violation of taboo expression, ie 1) maxim of wisdom on the expression of Jhelli's taboo to insult something, 2) maxim of acceptance on the expression of taboo word pell?r Jh?r?n as a form of emotion (angry), 3) Maximizing Praise on the expression of tabok kata jer?ngkong as a form of emotion (angry), 4) Maksim Humility at the expression of the taboo of words ta?h to insult or insinuate, 5) Maksim Matches the expression of the tabernacle of buri 'to swear or the form of emotion, and 6) Maksim Kesimpatian on the expression taboo word emb "to insult someone. Key Words: Taboo expression, violation of politeness, and interaction of buying and selling

Detail Jurnal