Detail Karya Ilmiah
-
Politisi Perempuan Di Media Cetak (Analisis Framing Pemberitaan Pencalonan Khofifah Indar Parawansa Dalam Pilgub Jawa Timur 2018 Di Surat Kabar Harian Jawa Pos Dan Surat Kabar Harian Kompas)Penulis : Nur CholifahDosen Pembimbing I : Netty Diah Kurniasari, S.Sos., M.Med.Kom.Dosen Pembimbing II :Abstraksi
Keberadaan perempuan pada sektor publik dan politik masih mendapat respon pro-kontra dari masyarakat, salah satunya di Indonesia. Hal tersebut berhubungan erat dengan budaya Patriarki yaitu menempatkan kedudukan laki-laki di atas kaum perempuan, salah satunya termasuk hubungannya dengan keterlibatan pada sektor publik. Padahal sebetulnya partisipasi perempuan dalam parlemen bisa menjadi akar untuk memerjuangkan berbagai permasalahan kaumnya. Paradigma yang berkembang di dalam masyarakat patriarki ini adalah bahwa tempat perempuan adalah di sektor domestik atau hanya di dalam rumah, mengurusi keperluan rumah. Perempuan tidak bisa disejajarkan dengan laki-laki pada bidangbidang tertentu. Jika kita berbicara mengenai peran sosial, kedudukan perempuan untuk memasuki dunia sosial atau sektor publik terpinggirkan (termarjinalkan) oleh kaum laki-laki. Berita pencalonan Khofifah dimuat di berbagai media massa, baik cetak, elektronik, maupun newmedia. Dalam harian surat kabar Jawa Pos, Kompas, beberapa surat kabar lainnya, dan juga Online, diberitakan bahwa Khofifah diusung oeh lima partai besar yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Hanura, PPP, dan partai Nasdem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Media Jawa Pos dan Kompas membingkai wacana pemberitaan Pencalonan Khofifah pada Pilgub Jatim 2018 dengan model Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M.Kosicki pada Level Teks yaitu Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif, dalam pendekatan Analisis Framing. Hasil dari penelitian ini adalah Jawa Pos membangun pikiran pembaca untuk pro dengan pencalonan Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jatim 2018. Hal ini terlihat dari beberapa berita yang diterbitkan. Berbeda dengan Kompas, Kompas tidak sering dalam hal memberitakan Pencalonan Khofifah Indar Parawansa. Bahkan dalam beberapa beritanya Kompas kontra dengan mantan Menteri Sosial ini. Kompas lebih condong mendukung paslon lawan yakni Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno. Hal ini terlihat dari pemilihan faktafakta yang disajikan dan penggunaan kata untuk penulisan berita. Kata Kunci : Politisi Perempuan, Analisis Framing, Komunikasi Politik, Pilgub Jawa Timur 2018.
AbstractionThe existence of women in the public and political sectors still gets a procontra response from the community, one of them in Indonesia. It is closely related to the Patriarchal culture of putting men above women, one of which includes its relationship to public sector involvement. Whereas actually the participation of women in parliament can be the root to fight various problems of his people. The paradigm that develops within this patriarchal society is that the place of women is in the domestic sector or only in the home, taking care of the home necessities. Women can not be equated with men in certain areas. If we talk about social roles, the position of women to enter the social world or the public sector is marginalized by men. Khofifah's candidacy news is published in various mass media, printed, electronic, and newmedia. In the daily newspaper Jawa Pos, Kompas, several other newspapers, and also Online, reported that Khofifah carried oeh five major parties namely the Democratic Party, Golkar Party, Hanura Party, PPP, and party Nasdem. This study aims to find out how the media of Java Post and Kompas framing the discourse of Khofifah nomination in the East Java Pilgub 2018 with the model of Framing Analysis Zhongdan Pan and Gerald M.Kosicki on the Text Level of Syntax, Scripts, Thematic, and Rhetorical. This research uses Qualitative research method, in Framing Analysis approach. The result of this research is Jawa Pos build the reader mind for the pros with the nomination of Khofifah Indar Parawansa in East Java Pilgub 2018. This can be seen from some news published. Unlike Kompas, Kompas is not often in terms of preaching Khofifah Indar Parawansa nomination. Even in some news Kompas counter with this former Minister of Social Affairs. Compass is more inclined to support the opponent's opponent Saifullah Yusuf and Puti Guntur Soekarno. This can be seen from the selection of the presented facts and the use of words for news writing. Keywords : Woman Politicians, Framing Analysis, Politic Communications, the Governor Election of East Java 2018