Detail Karya Ilmiah

  • Komodifikasi Konflik Domestik pada Tayangan Reality Show "Katakan Putus" (Pentad Analysis Kenneth Burke)
    Penulis : Husnul Hotimah
    Dosen Pembimbing I : Imam Sofyan, S.Sos., M.Si
    Dosen Pembimbing II :-
    Abstraksi

    Penelitian yang berjudul Komodifikasi Konflik Domestik Pada Tayangan Reality Show “Katakan Putus” (Pentad Analysis Program Tayangan Reality Show “Katakan Putus” di Trans TV) ini merupakan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui komodifikasi konflik yang dilakukan oleh reality show Katakan Putus. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Pentad Analysis Kenneth Burke yang terdiri atas lima poin untuk menganalisis teks simbolik yaitu scene, act, agent, agency dan purpose. Teori Dramatisme digunakan sebagai acuan dalam menerapkan Pentad Analysis sebagai metode penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan minat penonton yang tinggi drama dalam tayangan Katakan Putus dibangun berdasarkan realitas konflik yang terjadi di masyarakat. Pihak yang terlibat dalam membangun drama tersebut tidak hanya tim kreatif namun juga melibatkan peran host, klient dan target dengan cara mengimprovisasi karakter. Cara yang dilakukan para agen dalam membangun drama dengan memanfaatkan realitas agar meningkatnya rating program berujung pada terbentuknya komodifikasi konflik yang menguntungkan pihak stasiun televisi.

    Abstraction

    This study, entitled Comodification of Domestic Conflicts on Reality Show Katakan Putus (Pentad Analysis on Reality Show Katakan Putus), is a qualitative study, aiming to clarify the resistance toward commodification of conflicts on reality show Katakan Putus. Pentad Analysis approach by Kenneth Burke is applied on this study which consists of five points to analyze the symbolic text: scene, act, agent, agency and purpose. Dramatism theory is used as a reference in applying Pentad Analysis as a research method. This research concludes that in order to get a high interest of audience drama in Katakan Putus is built upon the reality of conflicts occuring in the public. The parties who involved in building the drama is not only the creative team but also the role of host, client and the target by improvising of characters. The way that the agent used for building the drama by making use of reality in order to gain the rating programme indicates a commodification of conflicts that prosper the station itself.

Detail Jurnal