Detail Karya Ilmiah
-
Wacana Protes Sosial Pada Lirik Lagu Sisir TanahPenulis : Muhammad Alfian Ahadin IrhamiDosen Pembimbing I : Netty Dyah KurniasariDosen Pembimbing II :Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan Wacana Protes Sosial yang dibentuk oleh Sisir Tanah dalam lirik lagu “Konservasi Konflik”, “Lagu Baik”, dan “Lagu Hidup”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Wacana dengan Paradigma Kritis. Pengumpulan data menggunakan teknik data primer, sekunder, dan wawancara. Dalam teknik analisis data menggunakan Analisis Wacana Kritis yang dibangun oleh Norman Fairclough. Hasil dari penelitian ini mengungkapakan Wacana Protes Sosial yang dibangun dalam Lirik “Konservasi Konflik”, “Lagu Baik”, dan “Lagu Hidup” dari grup Band Sisir Tanah. Dalam lagu Konservasi Konflik mengungkapakan secara garis besar yaitu Berbagai Konflik dalam Masyarakat yang timbul selama masa Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dari segi Lingkungan, Sosial Budaya, Ekonomi Politik ,atupun Konflik antar Masyarakat. Dalam wacana Protes Sosial yang dibangun dalam lirik “Lagu Baik” lebih pada sebuah semangat perjuangan melawan bentuk keserekahan penguasa, penindasan yang sifatnya represif , dan mendorong terjadinya sebuah Perubahan Sosial. Sedangkan dalam “Lagu Hidup” wacana yang terbangun disana adalah penggambaran korban represif akibat dari sebuah konflik kelas yang terjadi.
AbstractionThis study aims to determine how the meaning of Social Protest Discourse formed by the Sisir Tanah in the lyrics of the song "Konservasi Konflik", "Lagu Baik", and "Lagu Hidup". The research method used in this research is Discourse Analysis with Critical Paradigm. Data collection uses primary, secondary, and interview data techniques. In data analysis techniques use Critical Discourse Analysis built by Norman Fairclough. The results of this study reveal the Social Protest Discourse that was built in the Lyrics of "Konservasi Konflik", "Lagu Baik", and "Lagu Hidup" from the Sisir Tanah band group. In "Konservasi Konflik" song outlines the Various Conflict in Society that emerged during the Government of Susilo Bambang Yudhoyono in terms of Environment, Socio-Culture, Political Economy, or Inter-Community Conflict. In the discourse Social Protest built in the lyrics of "Lagu Baik" is more of a spirit of struggle against the ruling form of rulers, repressive oppression, and encouraging the occurrence of a Social Change. While in the "Lagu Hidup" the discourse that woke up there was a depiction of the repressive victims resulting from a class conflict that occurred.