Detail Karya Ilmiah
-
KONSTRUKSI SOSIAL TRADISI ULO-ULO MANDING PADA PESTA PERNIKAHAN (Studi Di Masyarakat Desa Wedelan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara)Penulis : ISMAWATIDosen Pembimbing I : Dr. Ekna Satriyati, S.S,M.HumDosen Pembimbing II :Abstraksi
Ismawati, 140521100006. Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. “ Kontruksi Sosial Ulo-ulo Manding Pada Pesta Pernikahan (Studi Di Masyarakat Desa Wedelan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). Tradisi Ulo-Ulo Manding sering dilakukan pada masyarakat Desa Wedelan Kabupaten Jepara. Persoalannya adalah bagaimana konstruksi sosial masyarakat tehadap Ulo-Ulo Manding, hal ini menarik karena belum pernah diteliti sebelumnya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi sosial tradisi ulo-ulo manding dikalangan masyarakat Desa Wedelan. Disini akan dijelaskan tradisi ulo-ulo manding di Desa Wedelan yang hanya dilakukan pada anak bungsu yang diikuti dengan tradisi pakponjen. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Wedelan yang telah melakukan tradisi uloulo manding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. pengumpulan data menggunakan observasi non participant dan wawancara serta dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga proses dalam konstruksi sosial yaitu eksternalisasi, objektivikasi dan internalisai. Tradisi ulo-ulo manding merupakan bagian dari tradisi pakponjen yang keduanya saling berkaitan satu sama lain. Kedua tradisi ini hanya dilakukan pada pesta pernikahan anak bungsu saja. Hasil ini diperjalas bahwa orangtua yang memiliki anak terakhir (bungsu) mempercayai dan meyakini bahwa ketika menikahkan anak bungsunya maka harus menjalankan tradisi ulo-ulo manding dan pakpojen karena kedua prosesi tersebut memiliki keterkaitan. Orangtua yang menjalankan kedua tradisi tersebut mempercayai akan adanya sebuah mitos yang terjadi apabila tidak menjalankansalah satu dari tradisi tersebut akan mendapatkan balak (musibah). Kata Kunci : Tradisi Ulo-ulo Manding dan Pakponjen, Kontruksi Sosial, Masyaraka Wedelan, Jepara.
AbstractionIsmawati, 140521100006. The Program Of Sociology Study, Faculty Social and Culture, The University Of Trunojyo Madura. “Ulo-ulo Manding Social Constraction In The Wedding Party (Wedelan, Bangsri, Jepara). The tradition of Ulo-ulo Manding is often done on the Wedelan Village, Jepara. The issue is how the social construction of society towards Ulo-ulo Manding, it is interasting because it has never been studied before. The purpose of this research isto find out how the construction Of Ulo-Ulo Manding tradition in the Wedelan Society. Here, will be described about Ulo-Ulo Manding tradition in the Wedelan Village. This tradition has lonly been done on the last child followed by “Pakponjen Tradition”. This subject of this research is the Wedelan Society who has done Ulo-Ulo Manding tradition. The method use in this research is qualitative research. Collecting datum use non participant observations purposive sampling method. Analysis datum use a miles method and huberman the valicity inquest use datum sources triangulation. The result show that there are three process in social construction is externalitation, objectivication and internalitation. Ulo-Ulo Manding tradition is part of a Pakponjen tradition both of which are related to another, both, of this tradition only carried on the last child wedding party. This results are made it clear that the parents who have last child trust that when the parents marry their last child they have to do Ulo-Ulo Manding and Pakponjen tradition because both of procession have relation. The parents wo do both of tradition trust the myth that happens if they didn’t do one of the tradition they will get disaster and the people who do it they will get happiness and sincerity. The key word : Trdition Ulo-Ulo Manding and Pakponjen, Social Construction, Wedelan Society, Jepara.