Detail Karya Ilmiah
-
RANCANG BANGUN MESIN HOT PRESS GENERASI 2 UNTUK RECYCLE HDPE DAN PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN 130o DAN 160o, WAKTU PEMANASAN 1 MENIT DAN 4 MENIT, TEMPERATUR PEMBUKAAN 75o DAN 90o TERHADAP KUALITAS HASIL CETAKANPenulis : Afik Mahargia SentosaDosen Pembimbing I : Anis Arendra, S.T.,M.EngDosen Pembimbing II :Sabarudin Akhmad, S.T.,M.TAbstraksi
Daur ulang plastik diperlukan untuk memanfaatkan sampah plastik yang dibuang begitu saja dan mencemari lingkungan menjadi produk yang bernilai pakai dan mempunyai nilai jual. Penelitian ini merupakan lanjutan dari mesin hot press recycle HDPE (High-Density Polyethylene) generasi pertama, pada penelitian sebelumnya terjadi kendala pada kurangnya daya tekan terhadap cetakan mengakibatkan produk yang dihasilkan.banyak terdapat cacat porositas.sehingga dirancanglah mesin hot press recycle HDPE generasi kedua untuk menutupi kekurangan pada mesin hot press sebelumnya. Pada mesin hot press recycle HDPE generasi kedua memiliki keunggulan yaitu daya tekan yang kuat yang dapat mengurangi produk cacat pada mesin hot press generasi pertama. Sehingga pada penelitian ini, akan dihasilkan pengetahuan tentang sedikit karakteristik mesin hot press berdasarkan faktor-faktor dan respon-respon yang digunakan. Berdasarkan Uji lanjut Tukey dari semua kombinasi perlakuan didapatkan kombinasi yang tebaik untuk mengahasilkan cacat porositas yang terkecil adalah dengan menggunakan kombinasi temperatur pemanasan 160o C, waktu pemanasan 1 menit dan temperatur pembukaan 90 o C. Pada Uji lanjut Tukey yang menghasilkan kombinasi perlakuan yang tebaik untuk menghasilkan cacat flashing yang terkecil dengan menggunakan kombinasi temperatur pemanasan 130o C, waktu pemanasan 1 menit dan temperatur pembukaan 75 o C. Sedangkan kombinasi terbaik untuk menghasilkan konsumsi energi terbaik yaitu temperatur pemanasan 130o C, waktu pemanasan 4 menit dan temperatur pembukaan 90 o C. Kata Kunci: Mesin hot press, recycle HDPE, cacat porositas, cacat flashing, konsumsi energi.
AbstractionPlastic recycling is needed to utilize waste plastic that is simply thrown away and pollute the environment into a product of value and value. This research is a continuation of the first-generation HDPE (High-Density Polyethylene) hot press recycle machine. In previous research, there was a constraint on the lack of compressive power to the mold resulting in the resulting product. There were porosity defects so the second generation HDPE hot press recycle machine was designed cover the shortcomings of the previous hot press machine. In the second generation HDPE hot press recycle machine has the advantage of strong compressive power that can reduce the defective product on the first generation hot press machine. So in this research, will be generated knowledge about little characteristic of hot press machine based on factors and responses used. According to the Tukey Test of all treatment combinations the best combination of porosity breaks was obtained using a combined heating temperature of 160 ° C, 1 minute heating time and opening temperature 90 ° C. In the Tukey Advanced test yielding the best treatment combination to produce the smallest flashing flaw by using a combination of heating temperature 130o C, 1 minute heating time and opening temperature 75 o C. While the best combination to produce the best energy consumption that is 130o C heating temperature, 4 minute heating time and opening temperature 90 o C. Keywords: Hot press machine, HDPE recycle, porosity defect, flashing defect, energy consumption