Detail Karya Ilmiah
-
PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TUNA MATA BESAR (THUNNUS OBESUS) DENGAN PENDEKATAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN HABITAT MODELING DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIAPenulis : NADELA RISTA APRILIYADosen Pembimbing I : ACHMAD FACHRUDDIN SYAH, S.Pi., M.Si., Ph.DDosen Pembimbing II :-Abstraksi
Ikan tuna mata besar merupakan ikan komersial yang hidup diperairan laut lepas dari permukaan sampai lapisan termoklin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sebaran spasial dan temporal parameter oseanografi pada kedalaman 109 m, 155 m, dan 222 m terhadap aktivitas penangkapan ikan tuna mata besar pada wilayah perairan lintang 6° sampai -14)°LS dan 104°BT sampai 122°BT. Penelitian ini menggunakan metode Maximum Entropy (MaxEnt) Model. Parameter Oseanografi yang digunakan adalah klorofil-a, suhu dan salinitas diperoleh dari website INDESO Project, sedangkan data posisi kapal penangkapan ikan tuna mata besar menggunakan data Vessel Monitoring System bulan Januari-Maret dan Oktober-November (Musim Barat) dan April-September (Musim Timur) selama tahun 2015 sampai 2016. Hasil penelitian menunjukan nilai AUC dari ketiga kedalaman yang telah diolah sekitar 0,8 yang artinya hasil dari model cukup baik. Berdasarkan analisis MaxEnt dari tiga lapisan kolom perairan, nilai HSI (Habitat Suitability Index) yang paling tinggi pada musim barat berada pada kedalaman 155 meter dengan pengaruh terhadap distribusi ikan tuna mata besar paling tinggi ialah salinitas sebesar 51,2%. Sedangkan pada musim timur nilai HSI paling tinggi berada pada kedalaman 109 meter yang juga dipengaruhi oleh adanya kandungan salinitas sebesar 49,9%. Kata Kunci: Ikan Tuna Mata Besar, MaxEnt, Samudera Hindia, VMS
AbstractionBig-eye tuna fish are commercial fish that live in the sea waters off the surface to the thermocline layer. The purpose of this study was to determine the effect of spatial and temporal distribution of oceanographic parameters at a depth of 109 m, 155 m, and 222 m to the activity of catching large eye tuna in the waters of latitude 6° -14° LS and 104° - 122° BT. This study uses the Maximum Entropy (MaxEnt) Model. The Oceanographic parameters used were chlorophyll-a, temperature and salinity obtained from the INDESO Project website, while the data on the position of large-eye tuna fishing vessels used the Vessel Monitoring System data from January to March and October-November (West Season) and April-September (Season East) during 2015 to 2016. The results showed that the AUC value of the three treated depths was about 0.8, which means the results of the model were quite good. Based on the MaxEnt analysis of the three layers of water column, the highest HSI (Habitat Suitability Index) value in the western season is at a depth of 155 meters with the highest influence on the distribution of large eye tuna fish is salinity of 51.2%. Whereas in the east season the highest HSI value is at a depth of 109 meters which is also affected by the presence of salinity content of 49.9%. Keywords: Big Eye Tuna, MaxEnt, Indian Ocean, VMS