Detail Karya Ilmiah
-
PENGARUH GALUR DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG BAMBARA (Vigna subterranea L.)Penulis : Nur Risma ZulianaDosen Pembimbing I : Dr. Ir. H. Ahmad Arsyad Munir, M.S.Dosen Pembimbing II :Dr. Ir. Gita Pawana, M.SiAbstraksi
Kacang Bogor atau yang lebih sering disebut Kacang Bambara ini memiliki daya adaptasi yang cukup luas. Kacang ini memiliki potensi yang cukup baik di Indonesia. Pengembangan budidaya Kacang Bambara ini sudah mulai ditanam dilahan kering, namun potensi yang dihasilkan dilahan kering dan lahan sawah berbeda. Selain itu, Bambara juga memiliki beberapa Galur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan beberapa galur tanaman Kacang Bambara serta untuk mengetahui hasil produksi jika terkena cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor 1 yaitu penggunaan galur kacang bambara (G) yaitu Galur BBL. 6.1.1 (kec. Brondong Lamogan), Galur CCC 2.1.1 (kec. Cugenang Cianjur), Galur SS 2.2.2 (kec. Situraja Sumedang) dan faktor 2 yaitu Interval penyiraman (P) yaitu P1 (Interval penyiraman 2 hari sekali), P2 (Interval penyiraman 4 hari sekali), P3 (Interval penyiraman 6 hari sekali), P4 (Interval penyiraman 8 hari sekali), P5 (Interval penyiraman 10 hari sekali). Sehingga ada 15 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan interval penyiraman berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun trifoliat, jumlah polong, jumlah biji, berat basah daun, berat basah total, berat kering daun dan berat kering total dan pada interval penyiraman P5 (penyiraman 10 hari sekali) memberikan hasil yang nyata dibandingkan perlakuan yang lain. Sedangkan pada beberapa galur Bambara memberikan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat, jumlah polong, jumlah biji dan berat biji per tanaman. Galur tanaman kacang bambara yang dapat tahan terhadap cekaman kekeringan adalah G1 (galur Lamongan). Kata Kunci : Kacang Bambara, Interval Penyiraman, Galur
AbstractionBogor groundnut or more commonly called Bambara groundnut have a fairly broad adaptability. These beans have good potential in Indonesia. The development of Bambara groundnut cultivation has begun to be planted in dry land, but the potential produced in dry land and rice fields is different. In addition, Bambara also has several strains. This study aims to determine the effect of drought stress on the growth of several strains of Bambara grondnut plants and to find out the results of production if exposed to drought stress. This study uses factorial completely randomized design (CRD). Factor 1 is the use of Bambara groundnut (G), which is BBL strain. 6.1.1 (kec. Brondong Lamogan), strain CCC 2.1.1 (kec. Cugenang Cianjur), SS strain 2.2.2 (kec. Situraja Sumedang) and factor 2 namely Watering Interval (P) that is P1 (Watering interval once every two days ), P2 (Watering interval once every 4 days), P3 (Watering interval once every 6 days), P4 (Watering interval once every 8 days), P5 (Watering interval once every 10 days). In conclussion, there are 15 combinations of treatments and 3 replications. The treatment of drought stress (watering interval) significantly affected the parameters of the number of Trifoliate leaves, number of pods, number of seeds, leaf wet weight, total wet weight, leaf dry weight and total dry weight and at P5 watering interval (watering once every 10 days) real compared to other treatments. Whereas in some Bambara strains gave a significant effect on plant height, number of trifoliate leaves, number of pods, number of seeds and weight of seeds per plant. The strain of Bambara groundnut plant which is can defend through drought stress is G1 (Lamongan strain).