Detail Karya Ilmiah

  • PERAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DESA DI MADURA (STUDI DI DESA BATOKABAN KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN)
    Penulis : Fawait
    Dosen Pembimbing I : Selamet Joko Utomo, S.E., M.E
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi modal sosial masyarakat dan perannya dalam pembangun desa. Modal sosial yang dimaksud adalah Kepercayaan Sosial, jaringan-jaringan serta norma sosial, Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan data primer dan skunder yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan modal sosial masyarakat desa batokaban sangat kuat, kepercayaan masyarakat bersumber dari kebiasaan dan dipengaruhi aktor-aktor tertentu mampu mempermudah aparatur desa menggerakkan masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat serta meminimalisir konflik sehingga proses pembangunan lancar. Jaringan-jaringan sosial masyarakat kuat, hubungan sosial terjalin kekeluargaan dan kegiatan dilaksanakan secara kompak dalam bentuk jhek-ajhek (gotong royong) perannya dalam pembangunan desa meningkatkan partisipasi masyarakat, mengurangi anggaran pembangunan dan proses pembangunan lebih cepat. Norma masyarakat yang tertulis berupa larangan bermain ke perempuan jam 22.00 lebih dan kewajiban menikah serta bayar denda Rp 5000 000,- bagi yang menghamili masyarakat desa membuat desa kondusif dan aman sehingga proses pembangunan berjalan lancar, denda juga menambah anggaran biaya pembangunan, norma tidak tertulis berupa kepatuhan masyarakat norok buntek (hanya ikut-ikutan) mempermudah menggerakkan masyarakat dalam pembangunan dan norma berupa aturan tingkah laku dalam mengurus masalah urusan desa menjadikan birokrasi pemerintahan desa berjalan lancar. Modal sosial masyarakat desa batokaban tergolong modal sosial mengikat (bonding social capital), dan berdampak positif dalam pembangunan berupa mudah menggerakkan masyarakat dan meningkatkan partisipasi dalam pembangunan desa, meminimalisir konflik, dampak negatifnya mempersulit aktor-aktor baru dari luar desa menghendel pembangunan desa dan rentan terjadinya sebuah tindakan kolusi dan kurangnya transparansi yang dikhawatirkan terjadi peneyelewenangan dana/korupsi. Kata Kunci: Modal sosial, gotong royong, Pembangunan desa.

    Abstraction

    This study aims to determine the condition of the social capital of the community and its role in village builders. Social capital in question is Social Trust, networks and social norms. The method used is qualitative with a phenomenological approach using primary and secondary data obtained from interviews, observation and documentation. The results showed that the social capital of the village of Batokaban was very strong, community trust originating from habits and influenced by certain actors could facilitate the village apparatus to mobilize the community, increase community participation and minimize conflict so that the development process went smoothly. Community social networks are strong, social relations are established family and activities are carried out in a compact manner in the form of jhek-ajhek (mutual cooperation) their role in village development increases community participation, reduces development budget and development process more quickly. Written community norms in the form of a ban on playing to women at 22.00 more and the obligation to get married and pay a fine Rp. 5000 000, - for those who impregnate village communities make the village conducive and safe so that the development process runs smoothly, fines also increase the construction budget, the unwritten norm community of Norok Buntek (just joining in) makes it easier to invite the community in development and norms in the form of rules of conduct in managing problems of village affairs make the village government bureaucracy run smoothly. The social capital of Batokaban village’s is classified as bonding social capital, and has a positive impact on development in the form of easily mobilizing the community and increasing participation in rural development, minimizing conflict, the negative impact makes it difficult for new actors from outside the village to block village development and vulnerable an act of collusion and a lack of transparency that is feared to result in fraud / corruption. Keywords: Social capital, Mutual cooperation, Rural development.

Detail Jurnal