Detail Karya Ilmiah
-
EKSISTENSI SYARAT KEPEMILIKAN MARHUN PADA PRODUK RAHN PERSPEKTIF MASHLAHAH (StudiKasus di PegadaianSyariahJokotolePamekasan)Penulis : Zainatul LailyDosen Pembimbing I : Ach.Mus’if., S.HI., M.ADosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Skripsi ini yang berjudul “Eksistensi Syarat Kepemilikan Marhun Pada Produk Rahn Perspektif Mashlahah (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Jokotole Pamekasan)” dilatarbelakangi dengan terjadinya transaksi gadai yang dilakukan oleh nasabah dengan pihak Pegadaian Syariah Jokotole Pamekasan selaku murtahin dengan menggunakan barang jaminan (marhun) berupa emas yang bukan milik sendiri (pinjaman). Pada skripsi ini rumusan masalahnya yaitu: (1) Bagaimana eksistensi syarat kepemilikan marhun pada produk rahn. (2) Bagaimana eksistensi syarat kepemilikan marhun pada produk rahn perspekif maslahah. Penelitian ini bertujan agar peneliti dapat mengetahui mengenai eksistensi syarat kepemilikan marhun khususnya pada produk rahn, apakah membawa kemaslahatan atau tidak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (fieldresearch) yang bersifat kualitatif, yang bersumber dari data primer yang diperoleh pada saat melakukan penelitian di Pegadaian Syariah Jokotole Pamekasan dan didukung dengan data sekunder yang dapat diperkuat dengan literatur sebagai pendukung. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah yuridis empiris yang kemudian dianalisis dengan menggunakan pola fikir induktif. Hasil penelitian ini mengenai eksistensi syarat kepemilikan marhun pada produk rahn perspektif mashlahah adalah tidak mashlahah. Dengan tidak disyaratkannya untuk mengikutsertakan surat bukti kepemilikan ataupun surat kuasa dari pemilik asli jika marhun tersebut hasil pinjaman pada marhun emas dan marhun elektronik, hal tersebut tidaklah membawa kemaslahatan bagi salah satu pihak yang terkait dalam transaksi gadai, melainkan mendatangkan kemafsadatan karena merugikan salah satu pihak yang terlibat. Pihak yang paling dirugikan adalah pemilik asli emas yang dijadikan sebagai marhun oleh si peminjam karena pemilik asli barang jaminan (emas) yang ada di Pegadaian tidak bisa mengambil meskipun barang tersebut milik sendiri sebab syarat pengambilan marhun di Pegadaian Syariah Jokotole Pamekasan haruslah orang yang datang dan menggadaikan dengan menggunakan KTP asli rahin. Kata kunci: Mashlahah, Rahn, Kepemilikan.
AbstractionAbstract This research with the title “The Existence of Marhun’s Requisite Ownership to the Rahn product in Maslahah perspective (A study Case in Jokotole Syari’ah pawnshops Pamekasan)” backgrounded with the occurence of pawning transaction between custumers and parties of Jokotole Syari’ah Pawnshops Pamekasan as a murtahin who used an insurance thing (marhun) not their own properties (loan). In this study the stetment of the research study are: (1) How the existence ownership requirement to the rahnproduct. (2) How the existence of marhun’sownership requirement to the rahnproduct in mashlahahperspective. This study aims to the writer know about the existence of marhun’sownership requirement especially to the rahn product, it is about whether to get mashlahah or not to the parties of the transction. This research used field research that is qualitative with the source of primary data got when the writer did the research in Jokotole Syari’ah pawnshops Pamekasan and the secondary data is literature study as supproting data. This research also used descriptive research with the technique of collecting data are interview, observation, and documentation. As for the approach the writer use empirical juridical and then analyzed with inductive mindset. The result of this study is about the existence of marhun’s ownership requirement to the rahn product in a perspective whether the transaction has mashlahah or not. If the insurance things is an loan thing without no requirement of the legal sertificate of ownership or power of attorney from the right owner, there is no profit (kemaslahatan) to one of the parties in a pawn transaction, but rather get a loss (kemafsadatan) because adverse one of the parties in transaction. In this case the right owner of the insurance things is the most impaired side, the insurance thing can not be taken because of the requirement in Jokotole Syari’ah Pawnshops Pamekasan must bring the card identity that the customer used to pawn the insurance things. Key word: Maslahah, Rahn, ownership ?