Detail Karya Ilmiah
-
CERITA PETIK LAUT MASYARAKAT JUMIANG DI DESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN (KAJIAN SEMIOTIKA)Penulis : YASMINDosen Pembimbing I : Wahid Khoirul Ikhwan, S.Pd., M.PdDosen Pembimbing II :Abdul Rosid, S.Pd., M. Pd.Abstraksi
Abstrak. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk ungkapan pengarang atas kehidupan yang terjadi dalam bermasyarakat, seperti dalam penafsiran suatu tanda-tanda dalam dunia sastra. Sastra tidak terlepas dari kebudayaan, kebudayaan memberikan suatu tanda tertentu. Penafsiran kode tanda-tanda ini dipelajari dalam semiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lima bentuk kode tanda dalam cerita rakyat petik laut masyarakat Jumiang di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah data lisan, sumber data dalam penelitian ini enam informan masyarakat Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Dalam penelitian ini teknik pegumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang ditemukan dalam kelima kode semiotika yaitu, Kode hermeneutik memilki tujuan dan harapan untuk mendapatkan kebenaran atau teka-teki atau pertanyaan yang muncul di dalam teks cerita. Kode hermeneutik atau teka-teki yang muncul dalam cerita petik laut masyarakat Jumiang adalah cerita sekilas tentang kisah Marsodo. Kode proaretik atau kode tindakan tujuannya mengetahui setiap aksi atau tindakan yang ada dalam cerita petik laut masyarakat Jumiang. Kode proaretik dikaitkan dengan bermulanya cerita. Kode budaya sebagai refrensi teks, kode ini berkaitan dengan berbagai sistem ilmu pengetahuan yang ada dalam cerita petik laut. Kode semik petandanya adalah sebuah karakter. Kode semik atau kode konotasi yang ada dalam cerita. Kode simbolik disebut perlengkapan utama teks dan kode ini disebut juga tema dalam arti sebenarnya. Kata Kunci: Cerita Petik Laut, Semiotik.
AbstractionAbstract. Literature is inseparable from human life because literature is a form of the author's expression of life that occurs in society, as in the interpretation of a sign in the world of literature. Literature can not be separated by culture, culture gives a certain sign. The interpretation of these signs codes is studied in semiotics. This study aims to describe the five forms of sign codes in the folklore of the Jumiang people in the village of Tanjung Pademawu Sub-district Pamekasan Roland Barthes semiotics approach. This research method using descriptive qualitative research. Data in this research is oral data, data source in this research six informant society Jumiang Village Tanjung District Pademawu Pamekasan Regency. In this research, data collection technique is done by observation, interview, and documentation. The results found in the five semiotic codes are, hermeneutic Code has the purpose and hope to get the truth or the puzzle or question that appears in the text of the story. The hermeneutic or puzzle code that appears in the Jumiang people's quatrain is a glimpse of the story of Marsodo. The proaretic code or action code of its purpose knows every action or action contained in the Jumiang people's sea tidings. The proaretic code is associated with the start of the story. Cultural codes as text references, these codes relate to the various systems of science that exist in sea tidal stories. The code of the credentials is a character. Semic code or connotation code in story. The symbolic code is called the main gear of the text and the code is also called the theme in its true sense. Keywords: Seawall Story, Semiotics.