Detail Karya Ilmiah

  • CERITA RAKYAT KE’ LESAP DI KABUPATEN BANGKALAN (KAJIAN STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI TRADISIONAL)
    Penulis : R. A. FAJRIN SURYANINGRUM
    Dosen Pembimbing I : Wahid Khoirul Ikhwan, M.Pd.,
    Dosen Pembimbing II :Abdul Rosid, S.Pd., M.Pd.
    Abstraksi

    Abstrak: Cerita Ke’ Lesap diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Namun, cerita ini tidak dikembangkan lebih dari sekadar dilisankan sehingga kurang banyak mendapatkan apresiasi dari generasi muda. Cerita ini menceritakan tentang seorang pangeran dari keturunan selir yang berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya, yaitu Raja Bangkalan. Perjuangannya untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya membawa dirinya mengembara ke seluruh penjuru pulau Madura untuk ditaklukannya. Untuk menelusuri cerita Ke’ Lesap ini, penelitian ini akan diarahkan pada pengkajian struktural, fungsi, dan nilai. Pendekatan struktural yang digunakan adalah struktural Levi-Strauss, sedangkan teori fungsi mengacu pada pendapat Bascon, dan teori nilai menggunakan pendapat Dorji. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan data-data dari beberapa informan di lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara, sedangkan teknik analisis data dilakukan dalam beberapa tahap yaitu mengumpulkan data, menyusunnya secara sistematis, dan menyajikan hasil penelitian tersebut. Uji Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teori. Dari berbagai hal tersebut, dapat diketahui bahwa struktur cerita rakyat Ke’ Lesap terdiri dari empat tataran, yaitu geografis, techno-economi, sosiologis, dan kosmologis. Sedangkan fungsi yang terkandung dalam cerita tersebut yaitu sebagai bentuk hiburan, alat pengesahan pranata-pranata, alat pendidik, alat pemaksa dan pengawas norma-norma sosial. Untuk teori nilai tradisional sendiri meliputi pikiran atau niat baik Ke’ Lesap, membalas kebaikan, taat kepada orang tua, hukum karma, dan cinta kebaikan.

    Abstraction

    Abstract: The story of Ke’ Lesap is passed down from generation to generation by ancestors. This story does not receive much appreciation of young generation, but this story simply told by people who know it. This story told of a prince from a descendant of concubines who struggled to gain recognition from his father, the King of Bangkalan. His struggle to gain recognition from his father shifted his mind to explore all over the island of Madura for conquest. This study directed to structural, functional, and value assessments in order to deeply understand in exploring the story of Ke’ Lesap. In the structural approach, the writer used theory which clarified by Levi-Strauss. Whereas in the function, the writer used theory clarified by Bascon's. The next theory is the value tradistional which clarified Dorji. This study used a descriptive approach that aims to describe the data of some informants in the field. In this study, techniques of data collection are observation, documentation, and interviews, while techniques of data analysis performed in several stages of collecting data, arrange it systematically, and presents the results of the study. The validity of data used the theory of triangulation. After analyzing and validating data, the writer found the structure of folklore Ke’ Lesap consisted of four levels, namely geographic, techno-economy, sociology, and cosmological. While the functions in the story contained the comedies, the ratification of institutions, the educations, the coercions and the controller of social norms. For it is own traditional values include the theory of mind or intentions Ke’ Lesap, reciprocate kindness, obedience to parents, the law of karma, and love kindness. Keywords: folklore, structural, function, and traditional value.

Detail Jurnal