Detail Karya Ilmiah

  • KECEMASAN PADA PRIA YANG MENGALAMI ANDROPAUSE
    Penulis : RIEO GILANG FARODIS
    Dosen Pembimbing I : Dr. Netty Herawati, Psikolog
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan pada pria yang mengalami andropause. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologi dengan menggunakan tiga orang penderita andropause sebagai subjek penelitian yang ditentukan dengan menggunakan kriteria purposive sampling. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur dengan teknik analisa data Miless and Huberman, dengan triangulasi sumber sebagai uji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kecemasan dalam diri penderita andropause sehingga menyebabkan ia menjadi khawatir dan takut dalam menghadapi masa depan. Kecemasan penderita andropause dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek somatik berupa reaksi fisik jantung berdebar saat akan melakukan hubungan seksual dengan istri, kemampuan seksual yang menurun menjadi pemicu terjadinya perubahan reaksi fisik menjadi mudah lelah dalam menjalani hidupnya, sering mengalami susah tidur, hal tersebut disebabkan oleh pikiran yang mengarah pada rasa bersalah dirinya terhadap istri, akibatnya penderita andropause selalu memikirkan perubahan fisik dan kemampuan seksualnya yang semakin menurun. Dari segi aspek kognitif, penderita andropause selalu memikirkan masa depan dirinya, masa depan istri yang tidak mendapat kepuasan, serta masa depan keluarganya. Dari segi aspek emosi, penderita andropause cenderung merasa khawatir dan cemas terhadap masa depan, suasana hati mudah berubah, selalu menyalahkan diri sendiri atas kondisi yang dialami, ada juga penderita andropause yang menyalahkan keadaan atas kondisi yang dialami, hal tersebut terjadi karena pria andropause belum menerima terhadap kondisinya yang telah menurun, terlebih terkait dengan penurunan kemampuan seksualnya. Dari segi aspek perilaku, penderita andropause memunculkan perilaku menyendiri, menghindari istri, dan mengalihkan pembicaraan saat istri meminta untuk melakukan hubungan seksual. Hal tersebut dilakukan karena dia tidak ingin membuat istri kecewa akan kondisinya yang tidak mampu lagi memberikan kepuasan seksual.

    Abstraction

    This aims of study to determine the anxiety of man has andropause experiences. This study is a qualitative phenomenology with three subjects study as andropause patients to determine the criteria uses of Purposive Sampling. The method of data collection is used interview of semi-structured by Miles and Huberman model techniques data analysis with time triangulation and the source of validity data. The results of the study shows of anxiety andropause is exist into self patients it makes worry and afraid in face future. Patients of anxiety andropause can be seen into several aspects, there are the somatic aspect of the physical reaction of palpitations during sexual into intercourse with wife, the sexual ability is decreased it makes the physical reactions become easily tired in life, have trouble sleeping, it is caused by his guilty into wife, In consequently the patients of andropause always think about the reaction physical changes and the sexual abilities that are decreasing. In cognitive aspects, patients of andropause always think into his face future, the satisfaction of the wife’s future isn’t get, and the future of his family. In emotional aspects, patients of andropause tend to feel worried and anxious about the future, moods are volatile, always blame into itself for the conditions experienced, there are also andropause patients blame into the condition for conditions experienced, it happens therefore the andropause men have not received the has decreased condition, especially concerned into decreased of sexual ability. In behavioral aspects, patients of andropause appear the isolation behavior, shy into wives, and divert conversations when wife asks into intercourse of sexual. It matter happens because he wants not makes wife disappointed about his condition which inability to give the satisfaction of sexual.

Detail Jurnal