Detail Karya Ilmiah
-
Seksisme dalam Stand-Up Comedy Raditya Dika (Analisis Wacana Kritis Sara Mills)Penulis : Riris Aditia NingrumDosen Pembimbing I : Netty Dyah Kurniasari, S.Sos., M.Med.KomDosen Pembimbing II :Imam Sofyan, S.Sos., M.SiAbstraksi
Budaya patriarki masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Akibatnya, perempuan cenderung dimarjinalkan dalam banyak hal, termasuk representasi yang dihadirkan oleh media. Media seringkali menyajikan wacana seksis yang mengunggulkan laki-laki dan merendahkan perempuan, seperti yang ditunjukkan dalam stand-up comedy Raditya Dika. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis wacana kritis terhadap wacana seksisme yang terdapat pada stand-up comedy Raditya Dika. Model analisis Sara Mills dipilih karena menitikberatkan pada isu gender dan melihat wacana dari segi produksi maupun resepsi. Hasil penelitian menunjukkan: (a) Dari segi produksi, posisi subjek pencerita dalam stand-up comedy Raditya Dika adalah laki-laki; sementara objek ceritanya adalah perempuan. Hal ini mengakibatkan penggambaran buruk terhadap perempuan dan penghilangan perempuan secara simbolis dari dalam teks, (b) Dari segi resepsi, penonton diposisikan sebagai laki-laki, sehingga mengikuti cerita menggunakan cara pandang laki-laki. Pemosisian ini pada akhirnya melestarikan wacana seksis terhadap perempuan. Kata Kunci: Seksisme, Stand-up comedy, Raditya Dika, Analisis wacana kritis, Sara Mills
AbstractionPatriarchy culture still adhere in Indonesian’s society life. As a consequence, there’s many marginalitation case toward women’s issue, included in media representation. Media often represent sexism which glorify men and disparage women, as shown at Raditya Dika’s stand-up comedy. This research aimed to do critical discourse analysis toward sexism discourse at Raditya Dika’s stand-up comedy. Researcher used critical discourse analysis by Sara Mills because this method emphasize gender issue and analysis discourse either production or reception. The result of this research indicate: (a) In production side, the subject of story teller at Raditya Dika’s stand-up comedy is men; whereas the story object is women. This position begot the bad representation of women and symbolic annihilation toward women, (b) In reception side, Raditya Dika positioned the audience as men, so they follows stand-up comedy with men’s view and agree to Raditya Dika’s opinion as men. This position finally perpetuate sexism discourse against women. Key words: Sexism, Stand-up comedy, Raditya Dika, Critical discourse analysis Sara Mills