Detail Karya Ilmiah

  • TAFSIR TERHADAP TRADISI PETUNG NAPTU DALAM PERJODOHAN (Studi Fenomenologi Pada Masyarakat Kejawen Desa Kentong Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan)
    Penulis : ALFIN SA’ADAH
    Dosen Pembimbing I : Iskandar Dzulkarnain, S.Th.I., M.Si
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Petung Naptu merupakan sebuah tradisi yang terdapat pada orang Jawa yang beraliran kejawen yaitu sebuah tradisi perhitungan pada masa perjodohan yang perhitungannya menggunakan weton pasangan yang akan dijodohkan. Weton merupakan penanda lahir seseorang yang terdiri dari hari dan pasaran yang masing-masing mempunyai naptu. Dilakukannya tradisi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui kecocokan antara pasangan yang akan dijodohkan, serta untuk mencari keuntungan dalam pelaksanaan suatu perkawinan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Analisis data dilakukan sesuai dengan teori tafsir kebudayaan Clifford Geertz, dimana dalam mencari pemahaman sebuah makna kebudayaan perlulah mengetahui terlebih dahulu cara menafsirkan simbol-simbol yang terdapat pada kebudayaan itu. Dan cara yang digunakan dalam menafsirkan simbol-simbol itu dengan cara thick yaitu sebuah tafsiran dengan memaparkan konfigurasi atau sistem simbol-simbol bermakna secara mendalam dan menyeluruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tradisi petung naptu, weton merupakan sebuah simbol yang terdapat dan digunakan pada tradisi tersebut. Dari weton dapat dilihat dan digambarkan tentang watak, sifat, karakter, serta tabiat seseorang, weton asalnya dari huruf aksara Jawa (ha, na, ca, ra, ka) yang pada dasarnya huruf aksara Jawa tersebut memiliki banyak makna tentang gambaran atau hakikat hidup manusia di dunia. sehingga pada tradisi ini weton bisa dijadikan sebagai bahan perhitungan yang nantinya dari hasil perhitungan tersebut bisa diketakui kecocokan dan baik tidaknya jika perjodohan bisa dilanjutkan pada proses upacara pernikahan. Kata Kunci: kejawen, petung naptu, perjodohan

    Abstraction

    Petung Naptu is a tradition that is found in Javanese Javanese kejawen is a tradition of calculation in the matchmaking period that the calculation using weton pair to be arranged. Weton is a person's birthmark consisting of days and markets that each have naptu. Performing the tradition with the aim to know the match between couples to be arranged, as well as to seek profit in the implementation of a marriage. This research uses descriptive qualitative research type with phenomenology approach. Data analysis is done in accordance with the theory of cultural interpretation Clifford Geertz, where in seeking an understanding of the meaning of culture need to know in advance how to interpret the symbols contained in the culture. And the way used in interpreting the symbols in a thick way is an interpretation by exposing the configuration or system of symbols meaningfully in depth and thorough. The results of this study indicate that in the tradition of naptu naptu, weton is a symbol contained and used in the tradition. From weton can be seen and illustrated about the character, character, character, and character of a person, the weton origin of the Javanese script (ha, na, ca, ra, ka) which basically the Javanese script has many meanings about the picture or the nature of human life in this world. So that in this tradition weton can be used as a calculation material that later from the calculation results can diketakui suit and whether or not if the match could be continued at the process of the wedding ceremony. Keywords: kejawen, petung naptu, matchmaking

Detail Jurnal