Detail Karya Ilmiah
-
MAKNA ROKAT TOLAK BALA’ PADA MASYARAKAT KEPULAUAN KANGEAN ( Studi Interpretatif pada Masyarakat di Dusun Kettep Desa Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep )Penulis : NUR ARDIANSYAHDosen Pembimbing I : Yudhi Rachman, S.sos., M.SosioDosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Nur Ardiansyah, NIM. 130521100001, Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi ini tentang Makna Rokat Tolak Bala’ pada Masyarakat Kepulauan Kangean (Studi Interpretatif pada masyarakat di Dusun Kettep Desa Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan simbol digunakan dalam acara rokat tolak bala’ pada masyarakat di Dusun Kettep Desa Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. Metode penelitian ini menggunakan kajian dengan cara kualitatif, dengan pendekatan Interpretatif. Perolehan data dengan observasi, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, serta dokumentasi. Irforman dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan teknis Miles dan Huberman. Teknik pemeriksaan keabsahaan data menggunakan triangulasi sumber. Upacara Rokat Tolak Bala’ merupakan ritual atau upacara yang di lakukan atau di laksanakan oleh masyarakat di Dusun dalam rangka selamatan di daerah kampung, dengan membaca do’a-do’a masyarakat yang berada di dusun terhindar dari segala marabahaya dan malapetaka, dan mendapatkan keselamatan. Makna Rokat Tolak Bala’ yaitu untuk mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT, keselamatan bagi masyarakat di Dusun Kettep, agar terhindar atau tertolak dari musibah yang menimpa masyarakat. Walaupun pelaksanaan rokat tolak bala’ tersebut dilakukan ala sekedarnya, akan tetapi masyarakat Dusun Kettep masih tetap melestarikan atau melaksanakan acara rokat tolak bala’ tersebut. Simbol dalam upacara Rokat Tolak Bala’, simbol-simbol yang digunakan misalnya Nasi Urap sebagai simbol rasa senasib, kebersamaan tanpa adanya perbedaan derajat, dan bahan yang di pakai berasal dari hasil alam serta lauk pauk yang di gunakan sederhana, kemudian Jajan Pasar sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan terhadap hasil bumi yang di limpahkan, ada juga daun pohon jarak dan daun pohon urip sebagai simbol kesejahteraan dan keselamatan, agar masyarakat terhindari dari segala macam penyakit, serta ada pula Sapu lidi adalah sebagai simbol untuk mengusir roh halus yang mengancam warga atau menolak bala’ yang akan menimpa. Dan yang terakhir Dupa atau kemeyan sebagai wujud pemanggilan atau persembahan terdapat moyang yaang telah meninggal dan sebagai tanda adanya pelaksanaan upacara adat. Makna-makna dan simbol-simbol yang digunakan dalam pelaksanaan Rokat tersebut tidak lepas dari kepercayaan masyarakat Dusun Kettep yang mengungkapkan bahwa acara tersebut mempunyai nilai yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat Dusun Kettep. Kata Kunci: Tradisi, Makna, Simbol Upacara Rokat Tolak Bala’
AbstractionABSTRACT Nur Ardiansyah, NIM. 130521100001, Sociology Study Program, Faculty of Social and Cultural Sciences, Trunojoyo University of Madura. This thesis about the Meaning of Reject Reinforcement 'on the society Kangean Islands (Interpretative Studies on the society in kettep Hamlet Arjasa Village Arjasa District Sumenep Regency). The purpose of this research is to know the meaning and symbols used in the event of rejecting reinforcements' on the society in kettep Hamlet Arjasa Village Arjasa District Sumenep Regency. This research method uses qualitative study, with Interpretative approach. Obtaining data with observation, structured interviews and unstructured interviews, and documentation. The irrants were chosen by using purposive sampling method. Data analysis using technical Miles and Huberman. Technique inspection of data using source triangulation. Rokat’s Ceremony Reject the reinforcements is a ritual or ceremony performed or carried out by the community in Hamlet in the framework of the salvation in the village area, by reading the prayers of the people who are in the hamlet to avoid all distress and disaster, and get the safety. The Meaning of Reject Reinforcement 'is to realize a sense of gratitude to Allah SWT, salvation for society in kettep Hamlet, to avoid or be rejected from the calamity that befell the society. Although the rejection of the reinforcements 'reinforcements is done At least, but the society of Kettep Hamlet still preserve or carry out the rejection of the bale' reunion. Symbols in Rokat’s Ceremony Reject the reinforcements', symbols used eg Urap Urap as a symbol of common sense, togetherness without any degree of difference, and the material used comes from natural products and side dishes are in simple use, then Jajan Pasar as a symbol of taste Thanks to God for the abundant produce, there is also the leaves of the jatropha tree and the leaves of the urip tree as a symbol of welfare and salvation, in order that the society should be avoided from all kinds of diseases, and there is also a broom stick as a symbol to expel the spirits that threaten the citizens or refuse Reinforcements' that will override. And the last incense or incense as a form of calling or offerings there are ancestors who have died and as a sign of the implementation of traditional ceremonies. The meanings and the symbols used in the implementation of Rokat’s can not be separated from the Kettep Hamlet community's belief that the event has a very important value in the survival of the society of Kettep Hamlet. Keywords: Tradition, Meaning, Symbols of Rokat’s Ceremony Reject the reinforcements