Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat 25 industri jamu di Kabupaten Pamekasan, akan tetapi setelah melakukan survey langsung ke industri jamu hanya tersisa 8 industri jamu yang masih berproduksi. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang strategi pengembangan industri jamu di Kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Strengths, Weaknesses, Opportunites, Threats (SWOT), dan Internal Eksternal Matriks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 17 faktor internal dan 10 faktor eksternal yang dilakukan analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi, kemudian dilakukan pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) yang menghasilkan urutan strategi terbaik yaitu: 1) Meningkatkan kegiatan promosi; 2) pengembangan produk; 3) pengembangan pasar; 4) meningkatkan teknologi industri; dan 5) menjalin hubungan dengan pemerintah. Kata Kunci: Industri Jamu, Pamekasan, SWOT

The data of Pamekasan Health District Office in 2017 indicates that there are 25 herbal medicine industry in Pamekasan, but after conducting a direct survey to the herbal medicine industry only 8 herbal medicine industry which still in production. Therefore, there is a need for research on strategy of herbal medicine industry development in Pamekasan Regency. The method used in this research is Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT), and Internal External Matrix method. The results of this study indicate that there are 17 internal factors and 10 external factors conducted by SWOT analysis yielding five alternative strategies, then the best strategy is chosen by using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) which yields the best strategy sequence as follows: 1) Increase promotional activities; 2) product development; 3) market development; 4) improve industrial technology; and 5) establish relationships with the government. Keywords: Herbal Industry, Pamekasan, SWOT

Baca Jurnal Baca Jurnal