Detail Karya Ilmiah

  • Perbandingan Usahatani Garam Teknologi Geomembran dan Tradisional (Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)
    Penulis : ainul yaqin
    Dosen Pembimbing I : Setiani, SP., MP
    Dosen Pembimbing II :Andrie Kisroh Sunyigono, SP., MP. Ph.d
    Abstraksi

    ABSTRAK Potensi pulau madura sebagai produsen garam nasional, serta mulai dikenalnya teknologi geomembran yang mampu memperoleh garam yang lebih berkualitas dengan proses kristalisasi yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan usahatani garam teknologi Geomembran dan Tradisional. Penelitian dilakukan di desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Sampel pada peneliian ini yaitu sebanyak 47 responden, 19 responden petani Geomembran dan 28 responden petani Tradisional yang ditentukan secara proportional. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis usahatani dan analisis uji t Independen. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik usahatani garam teknologi Geomembran dan Tradisional. Pada persiapan lahan meja garam tradisonal menggunkan tanah sedangkan Geoemembran menggunkan plastik HDPE. Pada proses pemeliharaan Geoemembran hanya melakukan controling saja sedangkan Tradisional selain melakukan controling juga melakukan kesap guluk untuk memadatkan tanah. Pada proses pemanenan teknologi Geomembran tidak perlu melakukan pencacahan sedangkan tradisional perlu melakukan pencacahan untuk memisahkan garam dari tanah. Pada proses pemasaran harga lebih mahal garam hasil produksi Geomembran daripada tardisional. Pendapatan petani garam pada musim produksi tahun 2016 Geomembran sebesar Rp 1.732.222 sedangkan Tradisional sebesar Rp 169.286, nilai R/C ratio Geomemran sebesar 1,20 sedangkan R/C ratio Tradisional hanya 1,09. Hasil uji t Independen sig < 0,05 menerima H1 terdapat perbedaan yang siginifikan pendapatan teknologi Geomembran dan Tradisional di desa Pangarengan kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Kata kunci: Metode Produksi, Perbedaan Produksi, Kelayakan, Perbandingan Pendapatan.

    Abstraction

    ABSTRACT Potensial of Madura island as a national salt producer and recognize the Geomembran technology to optain a higher salt and faster crystal lization process. This study aims to analyze the comparison of salt farming technologies Geomembran and traditional. The research was conducted in Pangarengan village, Pangarengan district, Sampang regency. The samples in this study were 47 respondents, 19 respondents of Geomembran farmers and 28 Traditional farmers respondents who were determined proportionally. The data analysis methods are farming analysis and Independent t test analysis. The result the caracteristics of salt farming system geomembran and traditional technologys. In line preparation, traditional salt tables used soil while geomembranes use HDPE plastic in the process of maintenence geomembran only do controlling while traditional beside controlling also do the cathup to compress the soil. In the process of harvesting geomembran technology does not need to do the enomeration while the traditional need to do the enomeration to separate the salt from the soil. In marketing process the price is more expensive salt of Geomembran production than traditional. Income of salt farmers in 2016 Geomembrane production season is Rp 1,732,222 while Traditional is Rp 169,286, R / C ratio of Geomembrane is 1.20 while R / C Traditional ratio is only 1.09. Result of t test Independent sig value <0,05 it mean that there is significant difference of Geomembrane and Traditional technology income. . Keywords: Production Method, Production Difference, Feasibility, Income Comparison

Detail Jurnal