Detail Karya Ilmiah

  • Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) pada Pupuk Organik dan Anorganik.
    Penulis : Wahyudi Febriyanto
    Dosen Pembimbing I : Ir. Slamet Supriyadi, M.Si
    Dosen Pembimbing II :Drs. H. Kaswan Badami, M.Si
    Abstraksi

    ABSTRAK Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek sangat baik di kembangkan di Indonesia. Kacang hijau menjadi komoditas tanaman legum terpenting ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Produksi kacang hijau di jawa timur mengalami penurunan 4% pada tahun 2014-2015 hal ini menyebabkan permintaan kacang hijau tidak dapat terpenuhi. Kandungan bahan organik tanah di lahan kering Madura umumnya sangat rendah, menunjukkan bahwa potensi tanah dalam mendukung produksi pertanian kurang optimal. Masalah ini kemungkinan dapat diatasi dengan penggunaan pupuk organik, di samping anorganik, dalam budidaya tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, mulai bulan Januari - Maret 2018. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan terdiri dari A0 (tanpa pupuk), A1 (Urea 0,24 g + SP36 0,32 g + KCl 0,24 g), A2 (Urea 0,17 g + SP36 0,24 g + KCl 0,17 g + P. Organik 3,4 g), A3 (Urea 0,12 g + SP36 0,16 g + KCl 0,12 g + P. Organik 3,4 g), A4 (Urea 0,06 g + SP36 0,08 g + KCl 0,06 g + P. Organik 3,4 g), A5 (P. Organik 3,4 g). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Analisis sidik Ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jarak Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian bahwa perlakuan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, berat basah dan kering brangkasan. Perlakuan A3 merupakan perlakuan yang terbaik diabndingkan tanpa dosis dan dosis anjuran. Kata Kunci : Kacang Hijau, Pupuk Organik, Pupuk anorganik, Pertumbuhan, Madura

    Abstraction

    ABSTRACT Mung beans (Phaseolus radiatus L.) is one of the agricultural commodities that have excellent prospects developed in Indonesia. Mung beans became the third most important legume crop after soybeans and peanuts. Production of mung beans in eastern Java has decreased 4% in 2014-2015 this causes the demand for mung beans can not be met. Soil organic matter content in dry land in Madura is commonly very low, meaning that the potential of the land to support agricultural production is low. Such problem could be overcome by appliying organic and inorganic fertilizers. The research was carried out at “Green House” of Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Trunojoyo University Madura, from January to March 2018. The research was arranged in Completely Randomized Design, with six treatments namely A0 (without fertilizer), A1 (Urea 0,24 g + SP36 0,32 g + KCl 0,24 g), A2 (Urea 0.17 g + SP36 0.24 g + KCl 0.17 g + P. Organic 3.4 g), A3 (Urea 0.12 g + SP36 0.16 g + KCl 0.12 g + P. Organic 3.4 g), A4 (Urea 0,06 g + SP36 0,08 g + KCl 0,06 g + P. Organic 3,4 g), A5 (P. Organic 3,4 g). Data were analyzed by ANOVA and the difference among means was analyzed by DMRT at ? 5%. Results showed that treatments significantly increased plant height, number of leaves, number of pods and seeds per plant, seed weight per plant, weight of 100 seeds, fresh and dry weight of plant biomass. The growth and yield at A3 was higher than that of the standard treatment (A1). Keywords: Mung Bean, Organic Fertilizer, Inorganic Fertilizer, Growth, Madura

Detail Jurnal