Detail Karya Ilmiah

  • Abstraksi

    Ulat grayak (Spodoptera litura Fab.) merupakan salah satu hama utama pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum). Insektisida kimiawi sering digunakan sebagai salah satu bentuk pengendalian. Namun, pengunaan insektisida kimiawi dapat merusak lingkungan. Sehingga diperlukan alternatif lain dalam mengendalian hama ini, salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu pemanfaatan cendawan entomopatogen (Beauveria bassiana). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu penyimpanan terhadap kerapatan dan viabilitas cendawan B. bassiana dan toksinitasnya terhadap ulat grayak (Spodoptera litura Fab.). Isolat cendawan B. bassiana disimpan pada suhu yang berbeda yaitu suhu 7 ºC (S1) dan penyimpanan suhu ruang (2). Perlakuan penyimpanan suhu 7 ºC (S1) memiliki tingkat toksinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penyimpanan suhu ruang (S2) berdasarkan nilai LC50 dan LT50 yaitu 108 spora /ml dan 74,7 jam.

    Abstraction

    Armyworm (Spodoptera litura Fab.) Is one of the main pests in tobacco plants (Nicotiana tabacum). Chemical insecticides are often used as a form of control. However, the use of chemical insecticides can damage the environment. So that is needed another alternative in controlling this pest, one of alternative that can be done that is utilization entomopatogen fungi (Beauveria bassiana). This study aims to determine the effect of storage temperature differences on density and viability of B. bassiana fungi and its toxicity to grayak caterpillars (Spodoptera litura Fab.). Isolates of B. bassiana fungus were stored at different temperatures at 7 ºC (S1) and storage of room temperature (2). The storage treatment temperature of 7 ºC (S1) has higher toxicity level compared to the storage of room temperature (S2) based on LC50 and LT50 values of 108 spores / ml and 74.7 hours.

Detail Jurnal