Detail Karya Ilmiah
-
ELASTISITAS PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERMINTAAN ROKOK DI JAWA TIMURPenulis : BELLA DWI KARTIKASARIDosen Pembimbing I : DR.MOHTAR RASYID S.E M.,SCDosen Pembimbing II :Abstraksi
Bella Dwi Kartikasari, 2017. Elastisitas Perubahan Harga Terhadap Permintaan Rokok Di Jawa Timur. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura. Dibimbing Oleh Dr. Mohtar Rasyid, S.E., M.Si Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok tertinggi setelah China dan India. Tingkat kosumsi rokok usia dewasa,masih menempati posisi pertama sebagai tingkat perokok aktif di kawasan ASEAN (SEATCA,2014). Tingginya tingkat perokok di Indonesia menjadikan peluang bisnis bagi pengusaha untuk membuat jenis produk rokok dengan berbagai merk,dan berbagai jenis rokok . Satu hal yang menarik dari konsumsi rokok adalah walaupun harga rokok naik pekonsumsi rokok tetap dalam konsumsi semula. Ketergantungan pada produk tembakau terutama pada brand rokok di jawa timur menyebabkan tingkat konsumsi rokok susah untuk dikendalikan. Faktor-faktor yang secara teori diduga sangat mempengaruhi konsumsi rokok di Jawa Timur dengan periode penelitian hingga 2014. Untuk tujuan penelitian, dibuat model analisis (model regresi liniar) yang menggambarkan hubungan fungsional antara konsumsi rokok dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain harga, cukai, usia pertama merokok, rata-rata konsumsi perhari, jenis kelamin, usia responden dan status pernikahan. Analisis dilakukan berdasarkan nilai koefisien ke tujuh faktor tersebut yang diestimasi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least squares, OLS). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kenyataan bahwa harga, rata-rata konsumsi perhari terbukti sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Sedangkan cukai, usia pertama merokok, jenis kelamin, usia responden, dan status pernikahan tidak berpengaruh terhadap tingkat konsumsi atau tidak signifikan. Sebagai salah satu saran, kebijakan dengan mengutamakan expor tembakau daripada konsumsi tembakau, dan Kebijaksanaan pemerintah yang mendukung kawasan bebas rokok dan hari tanpa rokok khususnya di Jawa Timur, serta pengendalian pemerintah untuk perokok awal yaitu para remaja agar tidak kecanduan terhadap produk tembakau dan brand rokok.
AbstractionBella Dwi Kartikasari, 2017. Elasticity Of Price Change On Demand Cigarette In East Java. Department of economic development. Faculty of economic at university of trunojoyo Madura. Advisor. Dr. Mohtar Rasyid, S.E.,M.S Indonesia is one of the countries with the highest consumption of cigarettes after China and India. The rate of cosmetic consumption of adult cigarettes, still occupies the first position as the level of active smokers in the ASEAN region (SEATCA, 2014). The high level of smokers in Indonesia makes business opportunities for entrepreneurs to make types of cigarette products with various brands, and various types of cigarettes. One interesting thing about the consumption of cigarettes is that although the price of cigarettes increases cigarette consumption remains in the original consumption. Dependence on tobacco products, especially on cigarette brands in eastern Java, cause the level of cigarette consumption is difficult to control. Factors that are theoretically influenced by cigarette consumption in East Java with research period until 2014. the purpose of the study, an analytical model (linear regression model) illustrating the functional relationship between cigarette consumption and its influencing factors, among others price, excise, age of smoking, average daily consumption, sex, age of respondent and marital status . The analysis was performed on the basis of the coefficient value of the seven factors which were estimated using the ordinary least squares (OLS) method. Based on research results obtained the fact that the price, average consumption per day proved to affect the level of consumption. While the excise, age of first smoking, gender, age of respondent, and marital status have no effect on consumption level or not significant. As one suggestion, a policy with emphasis on the export of tobacco than tobacco consumption and government policy that supports non-smoking area and a day without cigarettes, especially in East Java, as well as government control for smokers beginning that the youth so as not to become addicted to tobacco products and cigarette brands