Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perfeksionis pada pelukis realis. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 2 orang yang dipilih melalui teknik Purposive Sampling dengan kriteria yaitu seorang pelukis yang beraliran realisme, bekerja sebagai seniman atau pelukis, dan menjadi pelukis realis paling tidak 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan teknik analisis data. Keabsahan data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan triangulasi waktu. Perfeksionis dalam penelitian ini dapat dilihat dalam 8 aspek diantaranya : 1). Rasa cemas yang berlebih terhadap kesalahan, 2). Mempunyai standar tinggi, 3). Membutuhkan persetujuan, 4).Teratur, 5). Tekanan dari orang lain, 6). Penuh dengan rencana, 7). Kekhawatiran, 8). Berjuang untuk keunggulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelukis realis mendapatkan tekanan-tekanan dari pelanggan. Tekanan dan tuntutan tersebut yang akhirnya membuat seorang pelukis realis cenderung perfeksionis atau ingin menghasilkan karya yang sangat sempurna selama melakukan pekerjaan melukisnya.

This study aims to recognize a perfectionist picture of a realist painter. The method in the study involves a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. The subject of this study amounts to 2 people chosen by a purposive sampling technique with a criteria is a painter of a more realistic style, worked as an artist or a painter and became a realist painter at least 1 tahun. Data collection is done using semi structures interview techniques and data analysis technique. The validity of the data i this study was tested using time triangulation. The perfectionist of this study can be seen in 8 aspects of which: 1) An excess anxiety to error, 2). Has a high standard, 3) requiring, 4). Reagularly, 5) Pressures from others, 6). Full of plan, 7). Rumination, 8). Struggling for excellence. The result of this study shows that a real painter gets pressures from customers and the demands that eventually make a real painter more likely to be a perfectionist or to produce the most perfect work during his painting job.

Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal