Detail Karya Ilmiah
-
Proses Personal Branding Politisi Perempuan (Studi Deskriptif Kualitatif Politisi Perempuan Dyah Katarina)Penulis : Irma Kumala SariDosen Pembimbing I : Surokhim. S. Sos., M.SiDosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan personal branding yang dilakukan oleh Dyah Katarina sebagai seorang politisi perempuan anggota DPRD kota Surabaya yang belum pernah memiliki pengalaman dalam bidang politik sepenuhnya. Selain itu Dyah Katarina juga seorang istri dari Bambang Dwi Hartono yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota dan Wali Kota Surabaya sejak tahun 2000-2013. Penelitian ini berlokasi di Kota Surabaya tepatnya di DPRD Kota Surabaya dengan Dyah Katarina sebagai anggota politisi wajah baru yang menduduki kursi DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui Personal Branding yang dilakukan Dyah Katarina sebagai anggota politisi baru Kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini yaitu Personal Branding Dyah Katarina sebagai anggota politisi perempuan baru yang belum pernah terjun kedalam dunia politik, brandingnya mulai dikenal sebelum menjabat sebagai anggota dewan, pengalamannya berkiprah menjadi ketua penggerak PKK dan Bunda Paud menjadikan namanya lebih dikenal lagi di masyarakat hingga dia terpilih menjadi anggota legislatif kota Surabaya. Didukung dengan teori Branding David Aaker dalam personal branding untuk mengetahui bagaimana langkah seorang dalam menciptakan branding dirinya sebagai seorang politisi. Kata Kunci : Personal Branding, Politisi Perempuan
AbstractionABSTRACT This research aimed at identifying the process of personal branding undertaken by Dyah Katarina as a female politician and a member of Regional People’s Representative Council of Surabaya. She has no prior political experiences. Furthermore, Dyah Katarina is the wife of Bambang Dwi Hartono who once became the Vice Mayor and Mayor of Surabaya in 2000-2013. This research was conducted in Surabaya, particularly in the office of Regional People’s Representative Council of Surabaya, with Dyah Katarina as a new member of the council coming from Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). The researcher used descriptive qualitative research method for identifying the process of personal branding undertaken by Dyah Katarina. The results of this research suggest that her personal branding had been recognized before she was elected as the member of the council. Her organizational experiences of being the head of Family Welfare Movement (PKK) and Bunda Paud make her widely recognized that she was elected as one of the legislative members in Surabaya. This is supported by David Aaker’s branding theory that highlights the process of how someone creates his or her own branding as a politician. Key words: Personal Branding, Female Politician.