Detail Karya Ilmiah
-
Strategi Adaptasi Etnis Madura di Perantauan (Studi Kasus Pada Masyarakat Rantau Etnis Madura di Desa Pengalangan Kecamatan Menganti Kabupaten GresikPenulis : MuhlisDosen Pembimbing I : Hisnuddin Lubis, MADosen Pembimbing II :Abstraksi
Muhlis, NIM 120521100086, Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura, Skripsi ini tentang Strategi Adaptasi Etnis Madura di Perantauan (Studi kasus pada masyarakat rantau etnis Madura di Desa Pengalangan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, di bawah bimbingan Hisnuddin Lubis, MA. Merantau sudah merupakan realitas sosial-budaya universal. Artinya masyarakat dari kebudayaan manapun melakukan hal itu, begitu pula dengan masyrakat etnis Madura yang memang memiliki semangat untuk pergi merantau kemanapun mereka inginkan salah satunya yakni di Desa Pengalangan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik Jawa Timur. Masyarakat etnis Madura yang ada di Desa Pengalangan ini merupakan etnis pendatang yang tergolong minoritas, maka dari itu untuk mempertahankan hidup ditengah lingkungan yang baru mereka perlu untuk melakukan adaptasi, agar keberadaan dari masyarakat etnis Madura perantauan ini dapat diterima dengan baik serta dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lokal Desa Pengalangan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan strategi etnis Madura dalam melakukan adaptasi dengan masyarakat lokal Desa Pengalangan serta mengetahui tanggapan dari masyarakat lokal Desa Pengalangan terhadap keberadaan etnis Madura perantau. Penelitian ini menggali data di lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, dan diperiksa keabsahan datanya dengan triangulasi sumber. Teori yang digunakan yakni Struktural Fungsional Talcott Parson, dimana asumsi dasar dari teori Struktural fungsional yaitu bahwa individu merupakan sub-sistem atau bagian dari sistem yang menjadi satu kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai tertentu. Ada 4 sub-sitem yang menjalankan fungsi utama di dalam masyarakat yang disebut dengan AGIL (Adaptasi, Goal, Integrasi, Latensi), maka masyarakat etnis Madura harus mampu menjalankan ke empat fungsi itu dengan sebaik mungkin agar dapat beradaptasi di lingkungan yang baru. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat etnis Madura perantau sebagai masyarakat yang tergolong minoritas mampu beradaptasi dengan baik melalui berbagai strategi, seperti bersikap sopan santun pada masyarakat dan menghindari perilaku yang dapat menimbulkan konflik, menghargai dan menghormati masyarakat lokal Desa Pengalangan, penyesuaian bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, bergotong-royong serta aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sehingga masyarakat etnis Madura perantau ini dianggap sebagai bagian dari masyarakat dan bisa hidup secara berdampingan tanpa adanya tanggapan yang kurang baik dari masyarakat lokal Desa Pengalangan. Kata Kunci: Strategi Adaptasi, Etnis Madura, Perantauan, Teori Struktural Fungsional (AGIL).
AbstractionMuhlis, NIM 120521100086, Sociology Study Program Faculty of Social and Cultural Sciences, University of Trunojoyo Madura, This Study is about The Adaptation Strategies of Madurese Overseas (A Case Study on Madurese Shoreline Communityin Pengalangan Village Menganti Sub District Gresik Regency), under the guidance of Hisnuddin Lubis, MA. Wander is a universal socio-cultural reality. It means that societies from every culture do it, includes Madurese society which indeed has a passion to go to every place that they want, such as Pengalangan Village Menganti Sub District Gresik Regency East Java. Madurese society in Pengalangan Village Menganti Sub District Gresik Regency is included into minority ethnic, so that they need to adapt with their new environment in order to survive their life that their existence can be accepted and they can coexist with local society. The aims of this study are to describe the strategies of Madurese in doing the adaptation with the local society in Pengalangan Village and to know the response of the local society in Pengalangan Village toward the existence of Madurese shoreline community. This study collects data in the field by using observation, interview, and documentation. The informant which is chosen by purposive sampling technique is analyzed by using qualitative descriptive analysis technique and the validity of data is checked by using triangulation of source. Theory which used is Functional Structural from Talcott Parson in which the basic assumption of this theory is that individual is a sub-system or a part of system which becomes a unity based on the agreement reached by members toward the certain values. There are 4 main sub-systems which are functioning in a society called AGIL (Adaptation, Goal, Integration, Latency), so that Madurese society must be able to play the four functions as well as possible in order to adapt the new environment. The results of this study show that Madurese shoreline community which included into minority society is able to adapt well through various strategies, such as be politeto people and avoid the behaviors which can leadto conflict, appreciate and respect the local society in Pengalangan Village, adjustment of the language used in communicating, cooperate and actively participate in each activity. Therefore, Madurese shoreline community is considered as a part of local society and they can coexist without any unfavorable response from the local society in Pengalangan Village. Keywords: Adaptation Strategies, Madurese, Overseas, Functional Structural Theory (AGIL).