Detail Karya Ilmiah
-
PERGESERAN TRADISI MELAMAR (Studi Kasus di Desa Sekaran Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan)Penulis : Moh. Adieb AnnajaDosen Pembimbing I : Dr. Dra. Sri Hidayati M.SiDosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Moh. Adieb Annaja. 12.05.211.00001. Sosiologi. Pergeseran Tradisi Melamar (Studi Kasus di Desa Sekaran Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa penyebab pergeseran tradisi melamar di desa Sekaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan Studi kasus. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Informan peneliti adalah orang yang menikah dengan pihak laki-laki yang melamar terlebih dahulu, orang yang menikah dengan pihak perempuan yangmelamar terlebih dahulu, dan juga tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial. Hasil dari penelitian ini yaitu telah terjadi pergeseran tradisi melamar di dalam masyarakat Desa Sekaran. Tradisi melamar sebelumnya yang dianut oleh masyarakat desa Sekaran adalah pihak perempuan yang melamar pihak laki-laki terlebih dahulu. Namun fakta yang ada menunjukkan masyarakat desa Sekaran sudah mulai meninggalkan tradisi tersebut dan beralih ke tradisi pihak laki-laki yang melamar pihak perempuan terlebih dahulu. Adapun penyebab pergeseran tradisi melamar di desa Sekaran yaitu pertama, Kontak dengan kebudayaan lain. Kontak dengan tradisi yang berbeda dengan daerah lain mengharuskan masyarakat desa Sekaran untuk beradaptasi jika mendapat pasangan dari luar daerah yang menganut tradisi laki-laki melamar perempuan. Kedua, pendidikan yang maju. Semakin tinggi tingkat pendidikan, terutama bagi perempuan di Desa Sekaran, mempengaruhi tingkat gengsi dalam hal melamar. Perempuan yang berpendidikan menganggap diri mereka lebih berharga dan menuntut untuk dilamar terlebih dahulu untuk membuktikan keseriusan pihak laki-laki. Ketiga, Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Arus modernisasi yang masuk ke desa Sekaran membawa sebuah gaya hidup pacaran di kalangan anak muda. Gaya hidup pacaran, yang sebelumnya dianggap perbuatan yang menyimpang karena banyaknya dampak negatif, kini mulai diterima oleh masyarakat Sekaran, khususnya para orang tua. Hal ini memberikan jalan bagi pemuda-pemudi untuk mencari jodoh mereka sendiri, karena tradisi melamar sebelumnya dianggap sebagai ajang perjodohan. Keempat, Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat. Masyarakat Sekaran dipersilakan untuk memilih tradisi mana yang dipilih dalam hal melamar. Aturan yang tidak lagi mengikat terkait tradisi perempuan melamar laki-laki dan tidak adanya sanksi sosial bagi yang tidak melaksanakannya termasuk penyebab bergesernya tradisi melamar di Desa Sekaran. Kata Kunci: Pergeseran, Tadisi, Melamar. Perubahan Sosial
AbstractionABSTRACT The purpose of this study is to find out what causes the shifting tradition of proposing marriage in the Sekaran village. This research is a descriptive qualitative research using Case study approach. Determination of informant in this research use purposive sampling method. The research informants are women who married with the men who propose first, men who married to the women who propose first, and community leaders. The Data collection techniques obtained from the primary and secondary data. The theory in this study uses the social change theory. The result of this research is that there has been a shift in the tradition of proposing marriage in Sekaran Village society. The previous tradition adopted by Sekaran Village society is women who propose to men first. But the facts show that the people of Sekaran village have started to leave the tradition and move on to tradition of the men who propose to women first. There are several causes of the shifting tradition in the Sekaran village, the first is contact with another cultures. Contacts with different traditions from other areas require the Sekaran society to adapt when they get new residents or couples from outside the village that adheres to the tradition of men propose to women. Second, advanced education. The higher level of education, especially for women in the Sekaran village, affects the level of prestige in terms of proposing. Educated women consider themselves more valuable and demanded to be proposed first to prove the seriousness of the men. Third, Tolerance of misguided acts. The stream of modernization that goes into the Sekaran village brings a dating lifestyle among young people. Dating lifestyle, previously considered as a deviant act because of the many negative impacts, is now beginning to be accepted by people of Sekaran, especially the parents. This provides a way for young people to find their own soul mate, since the tradition of proposing previously considered as matchmaking event. Fourth, Open system within the layers of society. The people of Sekaran are welcome to choose which traditions are chosen in terms of proposing. Non-binding rules related to the tradition of women propose to men and the absence of social sanction for those who do not implement it include the cause of the shifting tradition of proposing marriage in the Sekaran village. Keywords: Shifting, Tradition, Propose, Social change