Detail Karya Ilmiah

  • Analisis Kesesuaian Lahan Mangrove Sebagai Ekowisata Di Desa Tajungan dan Desa Buluh Kabupaten Bangkalan.
    Penulis : ERDIANSYAH RAKHMAWAN DANNY PAKUSADEWA
    Dosen Pembimbing I : Dr. Akhmad Farid, S.Pi.MT
    Dosen Pembimbing II :Dr. Apri Arisandi, S.Pi.M.Si
    Abstraksi

    Desa Tajungan dan Desa Buluh merupakan salah satu kawasan yang cukup banyak ditumbuhi pohon mangrove. Kawasan ini terletak cukup strategis di Kabupaten Bangkalan dan berada di tepi jalan raya. Namun, pengelolaan lahan mangrove belum cukup baik. Penelitian ini mengkaji potensi ekowisata mangrove serta upaya pengelolaannya pada suatu kawasan konservasi yang didasarkan pada dinamika dan status kerusakan ekosistem. Hal ini dikarenakan ekowisata telah menjadi sebuah alat baru untuk mempromosikan pariwisata dan budaya ramah lingkungan agar lebih menarik. Selain itu, ekowisata mangrove dapat membantu kegiatan konservasi sumberdaya dan pengembangan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Bangkalan.Penelitian dilaksanakan dengan beberapa tahapan, dimulai dari observasi latar belakang, perumusan masalah, pengumpulan dan perhitungan data sampai penarikan kesimpulan. Data dari analisa yang diperoleh yaitu jenis mangrove pada Desa Tajungan diantaranya Rizhopora mucronata, Scypora hidrophyllacea, Sonnetaria alba, Brugueira parviflora, Rizhopora apiculata, Lumnitzera racemosa dan Rhizopora apiculata. Sedangkan pada Desa Desa Buluh yaitu Sonnetaria caseolaris, Scypora hidrophyllacea, Brugueira parviflora, Rhizophora mucronata, dan Avicenia marina. Hasil analisis dan perhitungan indeks kesesuaian untuk ekowisata mangrove menunjukkan bahwa ekosistem mangrove Desa Tajungan, Kecamatan Kamal termasuk dalam kategori (S2) sesuai dengan nilai kesesuaian 73,68% dan 72,36%. Sedangkan pada Desa Buluh, Kecamatan Socah termasuk dalam kategori (S2) sesuai dengan nilai kesesuaian 68,4% dan 77,63%. Berdasarkan Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori wisata mangrove yang disebutkan oleh Yulianda (2007) maka kategori ini mengartikan bahwa ekosistem Desa Tajungan dan Desa Buluh layak untuk dijadikan tempat ekowisata mangrove. Kata Kunci: Ekowisata, Mangrove, Desa Buluh, Desa Tajungan

    Abstraction

    ABSTRACT Tajungan village and Buluh village is one area that pretty much overgrown mangrove trees. This area is located quite centrally located in Bangkalan Regency and teetering on the edge of the highway. However, the management of mangrove land has not been good enough. This research examines the potential of ecotourism as well as mangrove management effort on a conservation area based on dynamics and ecosystem damage status. This is because ecotourism has become a new tool to promote eco-friendly tourism and culture to make it more interesting. In addition, mangrove ecotourism can help resource conservation activities and community development particularly Bangkalan Regency. Research carried out with several phases, starting with background observation, formulation of the problem data collection and calculations, to the withdrawal of the conclusion. Analysis of the data obtained, namely type of mangrove in Tajungan village of whom Rizhopora mucronata, Scypora hidrophyllacea, Sonnetaria alba, Brugueira parviflora, Rizhopora, Lumnitzera racemosa and apiculata Rhizopora apiculata. While in the village village of Buluh that is Sonnetaria, hidrophyllacea, Scypora caseolaris Brugueira parviflora, Rhizophora mucronata, and Avicenia marina. Analysis and calculation of the index of suitability for mangrove ecotourism shows that the mangrove ecosystem of the village Tajungan, district Kamal is included in category (S2) corresponds to the value of 73.68% compliance and 72.36%. Whereas, in the village of Buluh, district Socah included in category (S2) corresponds to the value of the suitability of 68.4% and 77.63%. Based on a matrix of land suitability for mangrove tour shore excursion category mentioned by Yulianda (2007) then this category means that the ecosystems of Tajungan village and Buluh village deserves to be made a place of mangrove ecotourism. Keywords: Ecotourism, Mangrove, Buluh Village, Tajungan Village

Detail Jurnal