Detail Karya Ilmiah

  • Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Konvensional (Desa Tanjung, Kec.Pademawu, Kab.Pamekasan)
    Penulis : NURUL HASANAH
    Dosen Pembimbing I : Slamet Widodo,SP.,M.Si
    Dosen Pembimbing II :Novi D.B.Tamami,SP.,MP
    Abstraksi

    Usahatani padi sampai saat ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat pedesaan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi diantaranya yaitu P2BN dengan rekomendasinya yaitu penerapan sistem tanam jarwo selain P2BN upaya yang dilakukan yaitu GP-PTT dengan bantuan sarana produksi dan pengaturan jarak tanam yang disebut dengan sistem tanam jarwo.Tingkat pendapatan usahatani padi sistem tanam jarwo dan konvensional perlu dibandingkan sebagai evaluasi penggunaan sistem tanam yang berbeda. Melalui sistem tanam yang tepat diharapkan petani dapat menekan biaya produksi sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan usahataninya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur biaya usahatani padi sistem tanam jarwo dan konvensional, mengetahui perbedaan pendapatan usahatani padi sistem jarwo dan konvensional. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis finansial dan analisis uji T-Independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan petani yang menggunakan sistem tanam jarwo Rp 6,406,803 lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan sistem tanam konvensional Rp 6,841,038. Dari hasil uji T-Independent diketahui terdapat perbedaan pendapatan, dimana usahatani sistem tanam jarwo memiliki pendapatan Rp 12,959,196/ha/musim tanam lebih besar dari sistem konvensional Rp 5,928,061. Disebabkan karena rata-rata produksi yang dihasilkan per satuan Ha pada usahatani padi sistem jarwo lebih tinggi 5168 kg sedang konvensional 3,461 kg. Kata kunci: Komparatif, Usahatani padi, Pendapatan

    Abstraction

    Rice farming nowadays become the main economic sector for villagers. Lots of effort the government has conducted to increase the production of rice such as P2BN with its recomendation to implement jarwo cultivation system. Besides P2BN, another way to do is GP-PTT within the assist of production tools and cultivation distance management which is known as jarwo cultivation system. Cultivation income level between conventional and jarwo system need to compare in order to obtain the exact evaluation system usage in the difference planting system. Through the precise planting system, it is expected that farmers can reduce the production cost as an effort to increase the farming income. The purpose of the study is to determine the rice farming cost structure between the conventional and jarwo system, the difference rice farming income between the conventional and jarwo system. Research location determining is taken purposively; at Tanjung village, pademawu sub-district, pamekasan region. Data analysis applied is financial and T-Independent test. The result of study shows that total cost the farmers spend on jarwo system is Rp. 6,406,803 smaller than conventional ; Rp 6,841,038. The result of T-Independet shows the difference on income where jarwo cultivation system obtain the income as much as Rp. 12,959,196 per ha per each cultivation season larger than conventional; Rp 5,928,061. It is caused by the production average produces in each Ha on jarwo system is 5168 Kg higher than the conventional, 3,461 kg. Key words: Comparative, rice cultivation, income.

Detail Jurnal