Detail Karya Ilmiah

  • PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GARAM SALT HOUSE DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
    Penulis : Samsuri
    Dosen Pembimbing I : Slamet Widodo, SP., M.Si
    Dosen Pembimbing II :Ihsannudin, SP., MP
    Abstraksi

    Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi garam adalah dengan melakukan introduksi teknologi. Salah satu teknologi yang dilakukan adalah salt House. Teknologi tersebut dapat berproduksi garam baik dimusim kemarau maupun musim penghujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik produksi garam yang menggunakan Salt House, mengetahui perbandingan pendapatan antara produksi pegaram yang menggunakan teknik konvensional dan Salt House, mengetahui kelayakan usaha tani garam konvensional dan Salt House. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Penentuan responden menggunakan dua metode yakni, metode accidental sampling dan purposive sampling. Jumlah sampel 25 responden pegaram konvensional dan 1 responden pegaram Salt House. Teknik proses produksi pegaram konvensional dan pegaram salt house terdapat perbedaan. Teknik proses produksi garam konvensional dilakukan di ruangan terbuka, sedangkan proses prosuksi garam salt hoause dilakukan di dalam ruangan (rumah garam). Rata-rata pendapatan pegaram salt house lebih tinggi dibandingkan dengan pegaram konvensional. Rata-rata pendapatan pegaram konvensional / Ha/tahun yakni sebesar Rp19.316.021, sedangkan padapegaram Salt Housesebelum dilakukan proses penggilingan dan pengovenan / Ha/tahun mengalami kerugian sebesar Rp -110.287.714.Namun pada pegaram Salt House setelah di lakukan proses penggilingan dan pengovenan/ Ha/tahun sebesar Rp 494.958.952. Usahatani garam teknik konvensional layak dilanjutkan dengan nilai R/C rasio usaha garam konvensional adalah 1,79dan R/C rasio usaha garam Salt House sebelum proses penggilingan dan pengovenan adalah 0,71 yang artinya tidak layak dilanjutkan. Sedangkan R/C rasio usaha garam Salt House setelah proses penggilingan dan pengovenan adalah1,59 yang artinya layak untuk dilanjutkan Kata kunci:Produksi Garam, Perbandingan Pendapatan, Tekonogi Salt House

    Abstraction

    One effort to increase the production of salt is to do with the introduction of technology. One technology that is done is salt House. The technology can produce salt well in the dry season and the rainy season. This study aims to determine the salt cultivation techniques that use Salt House, determine the ratio of income between the production of salt using conventional techniques and Salt House, assess the feasibility of farming the conventional salt and Salt House. The study was conducted in the District Pademawu Pamekasan. Determination of the respondents use two methods namely, accidental sampling method and purposive sampling. Total sample of 25 respondents conventional salt and 1 respondent Salt House. Mechanical processes conventional salt production and salt production salt house there is a difference. Mechanical conventional salt production processes is done in open space, while the salt production process salt house done indoors (house of salt). Average income farmers salt house higher than conventional salt farmers. The average income of farmers conventional salt / ha / year, amounting Rp19.316.021, whereas in farmers Salt House prior to the grinding process and the oven/ ha / year had a loss of Rp -110 287 714. But in farmers Salt House after doing the grinding process and the oven/ ha / year amounted to Rp494 958 952. Salt farming conventional technique worth continuing with the R / C ratio is 1.79 conventional salt business and R / C ratio of Salt House business before the grinding process and the oven was 0.71, which means not to be continued. While the R / C ratio of the salt business Salt House after the grinding process and the oven is 1.59, which means appropriate to proceed Keywords: Salt Production, Revenue Comparison, salt house technology

Detail Jurnal