Detail Karya Ilmiah
-
PEMASARAN SAPI MADURA DI KECAMATAN GAYAM PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEPPenulis : Elia Sofiatin FajariahDosen Pembimbing I : Andrie Kisroh Sunyigono SP., MP. Ph.DDosen Pembimbing II :Setiani, SP., MPAbstraksi
Kebutuhan daging sapi setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga pengembangan ternak sapi potong masih terbuka luas. Pulau Sapudi merupakan salah satu pulau dengan populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Sumenep. Sehingga hal tersebut akan mendorong terjadinya suatu pemasaran sapi di pulau tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk saluran pemasaran ternak sapi madura, menganalisis margin tiap lembaga pemasaran dan untuk mengetahui sistem pemasaran sapi madura. Penentuan lokasi secara sengaja (purposive) di Kecamatan Gayam PuLau Sapudi. Analisis data yang digunakan secara deskriptif dan analisis margin pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran yaitu saluran I (peternak-blantik desa-blantik kecamatan-jagal-konsumen daging), saluran II (peternak-blantik desa-blantik kecamatan-pedagang antar kabupaten), saluran III (peternak-blantik desa-blantik kecamatan-pedagang antar provinsi), saluran IV (peternak-pedagang antar kabupaten). Margin pemasaran tertinggi terdapat pada saluran III yaitu sebesar Rp. 2.805.556/ekor dengan farmer’s share 81,30% sedangkan margin pemasaran terkecil yaitu pada saluran I yaitu sebesar Rp.1.805.556/ekor dengan farmer’s share 87,10%. Biaya dan margin pemasaran terendah pada saluran pemasaran I sehingga saluran I yang paling efisien. Sistem pemasaran sapi madura masih berdasarkan kepercayaan antar para pelaku pemasaran yaitu peternak dan blantik. Sedangkan penentuan harga sapi yang digunakan yaitu dengan cara menaksir berat ternak berdasarkan pengalaman peternak. Kata kunci: Sapi Madura, Pemasaran Sapi Madura, Pulau Sapudi
AbstractionNeeds of beef has increased each year, so the development of beef cattle is still wide open. Sapudi Island is one of the Islands with the largest beef cattle population in Sumenep Regency. So that it will encourage a cattle marketing on the Island. The aims of this study are to know the forms of marketing channels of Madura cattle, to analyze the margin of each marketing agencies, and to know the marketing system of Madura cattle. Determining the location is intentionally (purposive) in Gayam Sub district Sapudi Island. Data analysis that used is descriptive and marketing margin analysis. The results of the study show that there are four marketing channels those are channel I (breeder-village broker-sub district broker-butcher-meat consumers), channel II (breeder-village broker-sub district broker-trader among regencies), channel III (breeder-village broker-sub district broker-trader among provinces), channel IV (breeder- trader among regencies). The highest marketing margin is in channel III that reaches Rp. 2.805.556/cattle with farmer’s share is 81,30%, while the lowest marketing margin is in channel I that reaches Rp.1.805.556/cattle with farmer’s share is 87,10%. The lowest cost and marketing margin are in marketing channel I, so channel I is the most efficient channel. Marketing system of Madura cattle still based on trust among marketing actors those are breeder and broker. Moreover, the pricing of the cattle that used is by assessing the weight of the cattle based on the breeder’s experience. Keywords: Madura Cattle, Marketing of Madura Cattle, Sapudi Island