Detail Karya Ilmiah

  • PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO TERHADAP PENGEMBANGAN UKM BATIK TULIS KABUPATEN PAMEKASAN (Studi Kasus: Desa Klampar Kecamatan Proppo)
    Penulis : Fajarisman Abdullah
    Dosen Pembimbing I : Dr. Ir. Slamet Subari, M.Si.
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Batik merupakan salah satu budaya dan adat istiadat yang unik serta menarik di Indonesia. Batik telah diresmikan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 bertempat di Prancis. Produksi terbesar di Jawa Timur salah satunya ialah Kabupaten Pamekasan yang memiliki 18 sentra batik. KecamatanProppo merupakan salah satu sentra terbesar di Kabupaten Pamekasan tepatnya di Desa Klampar, yaitu terdiri dari 208 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang dan menghasilkan 179.000 lembar batik pertahun. Tujuan penelitian ini mengetahui peranan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terhadap pengembangan UKM batik tulis Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Informan yang digunakan sebanyak 14 orang yang terdiri dari pelaku usaha UKM batik Desa Klampar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran LKM dalam pemberian kredit dan investasi memiliki dampak baik terhadap pengembangan UKM batik tulis, sedangkan peran pelatihan oleh LKM belum optimal terhadap pengembangan UKM batik tulis. Berdasarkan hasil analisis dapat direkomendasikan kebijakan yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas LKM melalui strategi:Pertama, LKM perlu bertindak proaktif dalam menarik nasabah atau pelaku usaha, mengingat kontribusi LKM yang cukup besar. Kedua, LKM perlu mempermudah prosedur yang digunakan supaya dapat terjangkau kepada semua pihak, dapat dipermudahkan pada aspek Collateral (jaminan).

    Abstraction

    Batik is one of unique and interesting cultures and customs in Indonesia. Batik has been inaugurated as a cultural heritage by UNESCO in October 2, 2009 in France. One of the biggest Batik productions in East Java is in Pamekasan Regency which has 18 centers of batik. Proppo Sub District is one of the biggest centers in Pamekasan Regency, precisely in Klampar Village that consists of 208 business units which can provide employment for 1,200 people and produce 179,000 pieces of batik per year. The aim of this study to know the role of Microfinance Institutions (MFIs) for the development of UKM Batik Tulis Pamekasan. This study uses qualitative descriptive analysis. Informants that used are 14 people that consist of the businessmen of UKM Batik of Klampar Village.The results of this study show that the role MFIs in credit and investment gives a good impact for the development of UKM Batik Tulis, while the role of training by MFIs not optimal role for the development of UKM Batik Tulis. Based on the results of anlysis can be recommended policy can be used to improve the quality of MFI need to be proactive in attracting customers or business, given the contribution of the MFI. The two, MFI need to simplify the procedure used in order to affordable to all parties, can be to easy of Collateral (guarantee).

Detail Jurnal