Detail Karya Ilmiah
-
PENGARUH PEMBERIAN HORMON DAN ATAP BEDENGAN PADA BIBIT TEMBAKAU MADURA( Nicotiana tabacum L.)Penulis : ANUGERAH DARUL ALVIANDosen Pembimbing I : Dr. Achmad Amzeri, SP.MPDosen Pembimbing II :Ir. Suhartono, MPAbstraksi
Pembibitan merupakan tahapan penting dalam menentukan kualitas bahan tanam pada pengembangan Tembakau Madura, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan bibit dirangsang dengan hormon dan kualitas atap bedengan. Telah dilakukan penelitian menggunakan Split Plot Design(SPD) pada pola rancangan acak kelompok(RAK) mengetahui konsetrasi hormon, atap bedengan, dan interaksi untuk digunakan Tembakau Madura tumbuh optimal. Perlakuan yang diberikan yaitu konsentrasi hormon 0cc/L(H0), 2 cc/L(H1), 4 cc/L(H2), dan 6 cc/L(H3) dengan Atap bedengan kontrol (A0), Atap bedengan transparan (A1), dan Atap bedengan Putih (A2). Hasil menunjukkan bahwa hormon 6 cc/L(H3) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 35 HST. Atap bedengan tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Interaksi tertinggi pada jumlah daun umur 21 HST yaitu antara hormon 2cc/L(H2) dengan kontrol Atap bedengan(A0).
AbstractionNursery is an important step in determining the Quality of planting material in the development of Tobacco Madura, while the growth and seedling development is stimulated by hormones and roofing quality beds. The research has been conducted using Split Plot Design(SPD) in a Randomized Block Design patterns to determine the concentration of hormones, roof beds, and Interaction for the optimal use Grown of Tobacco Madura. Treatment given that hormone concentration 0cc/L(H0), 2cc/L(H1), 4cc/L(H2), 6cc/L(H3) with control of roof bed(A0), Transparant roof bed(A1), and White roof bed(A2). The results suggest that hormones 6cc/L(H3) is significant to amount of leaves in 35 days after planting. Roof bed is not significant on all parameters. Interaction highiest in amount of leaves on 21 days after planting are between hormones 2cc/L(H2) with control of roof bed(A0).