Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Melalui Program Larasita di Kabupaten Bangkalan sudah berjalan dengan baik, kualitas tersebut meliputi: 1. Bukti Langsung, yaitu sosialisasi yang terus menerus dilakukan, serta dengan peralatan yang lengkap dan modern, dan hasil yang telah dicapai selama tiga tahun adalah 10.207 bidang tanah sudah bersertifikat 2. Kehandalan yaitu melakukan proses pelayanan yang cepat dan teliti sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan 3. Daya Tanggap yaitu menjawab dengan jelas dan cepat keluhan dari masyarakat mengenai masalah pertanahan 4. Jaminan yaitu kemampuan dan pengetahuan dari petugas larasita yang baik dan transparan dalam hal biaya untuk pensertifikatan 5. Empati yaitu sikap yang baik, sopan santun dan sedikit perhatian dari petugas kepada masyarakat pengguna jasa Larasita. Faktor-faktor pendukungnya antara lain: aturan, organisasi, pendapatan, kemampuan dan keterampilan, serta sarana pelayanan. Sedang untuk faktor penghambatnya adalah mengenai masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan sertifikasi tanah.

Based on the results of this study concluded that the Quality of Service Land Certification Program Through Larasita in Bangkalan already well underway, these qualities include: 1. direct evidence, that socialization is continuously carried out, as well as fully equipped and modern, and the results achieved for three years is 10 207 parcels of land already certified 2. the reliability that make the process quick and thorough service in accordance with established procedures 3. Responsiveness is answered with a clear and prompt complaints from the public regarding land issues 4. Security: the ability and knowledge of Larasita good officers and transparent in terms of cost for the certification 5. Empathy is a good attitude, manners and little attention from the clerk to the public service users Larasita. Supporting factors, among others: the rules, organization, incomes, abilities and skills, as well as service facilities. Average for the inhibiting factor is the lack of public awareness to certify the land.

Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal