Detail Karya Ilmiah

  • IRRASIONAL BELIEF BUDAYA PÈLÈT KANDUNG DI MADURA
    Penulis : Istini Aini
    Dosen Pembimbing I : Dr. Netty Herawati, Psikolog
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Irrasional Belief Pèlèt Kandung di Madura. Pengambilan subjek dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan empat subjek (SF, R, S, M). Metode pengumpulan data adalah wawancara semi terstruktur. Teknik analisis data mengunakan model Miles dan Huberman yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Madura yang hamil pertama kalinya dari setiap pasangan tetap melakukan upacara Pèlèt Kandung sampai sekarang karena tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang, pengalaman sebelumnya yang dimiliki oleh perempuan Madura menimbulkan kepercayaan bagi mereka. Menurut kepercayaan perempuan Madura pada saat hamil pertama kalinya adalah sebuah perjuangan perempuan karena anak pertama akan menjumpai kesulitan. Upacara Pèlèt Kandung dilakukan untuk memohon kepada Allah supaya segala kesulitan-kesulitan yang ada nantinya akan dihilangkan dan diberi kemudahan dan kelancaran saat melahirkan. Kepercayaan perempuan Madura tidak dapat dihilangkan karena hal ini sudah menjadi warisan dari nenek moyang mereka, sehingga kepercayaan ini tetap dilestarikan sampai saat ini serta menjadi kebudayaan di Madura. Kepercayaan yang dimiliki oleh perempuan Madura (tidak logis) namun kepercayaan ini sebelumnya sudah terbukti meskipun tidak semua perempuan Madura yang melaksanakannya sesuai dengan harapan akan tetapi mereka tetap mempercayainya dan melakukan upacara tersebut.

    Abstraction

    The aim of this study is to describes of Irrasional Belief of Pèlèt Kandung in Madura. To take the subjects in this study the researcher used purposive sampling technique with subjects (SF, R, S, and M). A semi structured interview is the method to collects the data . the analysis technique used the models of Miles and Huberman they are data, data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this study is showed that Madura woman who was pregnant in the first time of each couple remain ceremony of Pèlèt Kandung until now because as previously this tradition has existed since the time of our ancestors, in previous experience possessed by woman Madura engenders trust for their self. This tradition was only done by woman who are pregnant in the first time, because according to the belief of woman Madura during pregnancy at the first time was a struggle for woman, where if it was still the first child will definitely found difficulties, so that why it was performed the ceremony of Pèlèt Kandung by praying to God so the diffculties that there will be removed and replaced esier and smoothness when childbirth. The belief that a woman Madura illogical but this belief had proven though not all women who carry Madura in line with expectations but they still trust him and perform the ceremony.

Detail Jurnal