Detail Karya Ilmiah
-
OPINI MASYARAKAT DESA SOCAH TERHADAP PENGAJIAN TAHUNAN SABILUSH SHOLIHIN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KERUKUNAN KELOMPOK NU DAN MUHAMMADIYAHPenulis : ULUL ALBAB LM PUTRADosen Pembimbing I : Muhtar Wahyudi, S.Sos, MADosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Perbincangan tentang perbedaan NU dan Muhammadiyah memang tidak pernah habis, mulai dari para Elit, Politisi, Akademisi, hingga para Tokoh Agama. Sayangnya, Opini masyarakat bawah sendiri kadang sampai tidak terdengar. Padahal, mereka adalah pelaku yang mengalami langsung fenomena perbedaan NU dan Muhammadiyah. Disisi lain terdapat Yaspendaki Sabilush Sholihin yang berdiri di Desa Socah melaksanakan pengajian tahunan yang membaurkan warga NU dan Muhammadiyah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Opini Masayrakat terkait pengajian sabilush sholihin dalam rangka menciptakan kerukunan NU dan Muhammadiyah di Desa Socah. Penelitian ini berangkat dari teori komunikasi yaitu Opini Publik Sebanyak 100 responden sebagai sampel menjawab pertanyaan wawancara dengan kuesioner. Sampel ditentukan dengan metode proposional cluster sampling, yaitu penggunaan perwakilan berimbang berdasarkan kelompok klaster. Peneliti harus mengetahui besar kecil unit-unit populasi yang ada, kemudian mengambil wakil dari unit-unit populasi tersebut dengan sistem perwakilan yang berimbang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas masyarakat desa socah tahu terhadap pengajian Sabilush Sholihin, dan merasa bahwa pengajian tersebut memberikan dampak baik terhadap kerukunan NU dan Muhammadiyah di desa Socah. Masyarakat cenderung juga toleran terhadap perbedaan NU dan Muhammadiyah. Kecuali di dusun Tedunan, dan Timur pasar yang masing-masing merupakan domisili basis massa Ormas Nahdhatul Ulama, dan Ormas Muhammadiyah. Tetapi untuk alasan tertentu warga desa Socah lebih memilih dan menyukai pengajian yang menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa madura Kata kunci : Opini Publik, Pengajian, kerukunan NU dan Muhammadiyah
AbstractionABSTRACT The Issue about the differences of NU and Muhammadiyah is not inexhaustible, ranging from the elite, politicians, academics, to the Religious Leaders. Unfortunately, under their own public opinion sometimes not to be noticed. In fact, they are actors who were directly feel the phenomena of difference NU and Muhammadiyah. On the other hand there are Yaspendaki Sabilush Sholihin standing in the Socah village implement annual recitation wich confounding NU and Muhammadiyah. The purpose of this research was to determine the relevant Public Opinion sabilush Sholihin recitals in order to create harmony of people who stay at Socah Village. This research departs from the theory of communication, namely the Public Opinion. A total of 100 respondents in the sample answered questions interview with a questionnaire. The sample is determined by proportional cluster sampling method, namely the use of proportional representation based group clusters. Researchers to find a large population of small units that exist, then take the representative of the units of the population with impartial representation system. The result showed that the majority of the villagers know towards recitals Sabilush Sholihin Socah, and feels that the recitation provides a good impact on the harmony of NU and Muhammadiyah in the Socah village. Society tends also tolerant of differences NU and Muhammadiyah. Except in the hamlet Tedunan, and Timur Pasar, each of which is the domicile of the mass base of community of Nahdhatul Ulama and Muhammadiyah. But for some reason, Socah villagers will choose recitation by using Indonesian language than madurese language. Key Word : Public Opinion, Recitation, Harmony of NU and Muhammadiyah